Pengumuman: Pemda NTT sedang mencari investor garam

Rabu, 21 Agustus 2019 | 18:14 WIB   Reporter: Abdul Basith
Pengumuman: Pemda NTT sedang mencari investor garam

ILUSTRASI. Presiden Jokowi memantau panen perdana garam di NTT


GARAM - KUPANG. Pemerintah Daerah Nusa Tenggara Timur (NTT) berjanji akan berupaya menarik investasi untuk mengembangkan industri garam di wilayahnya.

Hal itu dengan memanfaatkan lahan tidur yang tak digunakan selama 26 tahun. Hak Guna Usaha (HGU) seluas 600 hektare (ha) telah dicabut dan diserahkan ke masyarakat untuk kerja sama dengan industri.

Baca Juga: Jokowi bagikan 2.706 sertifikat tanah di NTT hari ini

"HGU diserahkan ke rakyat dan investor masuk, nanti ada bagi hasil antara investor dan petani," ujar Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Kadisperindag) NTT Nasir Abdullah saat peninjauan panen perdana garam, Rabu (21/8).

Lahan seluas 600 ha tersebut telah ikut dikelola oleh PT Timor Livestock Lestari. Nasir bilang selain lahan tersebut masih terdapat potensi lahan 21.000 ha di seluruh NTT untuk industri garam.

Bahkan sejumlah investor pun sudah mulai masuk. Salah satunya adalah industri garam pelat merah, PT Garam yang mengelola lahan di Bipolo, NTT. "Di Bipolo ada milik PT Garam 385 ha dengan target produksi 400 ton per tahun," terang Nasir.

Ada pula PT Garam Indonesia Nasional yang mengelola 500 ha dengan target produksi 350 ton per tahun. Satu lagi investor yang masuk adalah PT Inti Daya Kencana Malaka yang berencana mengelola 3.000 ha.

Namun, saat ini masih seluas 30 ha yang sedang dikerjakan. Sementara lahan seluas 400 ha tengah dipersiapkan. Adanya investor dinilai meningkatkan kualitas produksi garam petani. Investasi akan mengembangkan teknologi dalam produksi garam.

Baca Juga: Jokowi mendorong investasi masuk ke NTT untuk produksi garam

"Saat ini tanpa ada teknologi tambahan, kualitas sudah mirip Australia, NTT bisa memproduksi garam dengan kualitas minimal setara Australia," jelas Nasir.

Pemda NTT pun berharap dapat memenuhi kebutuhan garam nasional sekitar 2 juta ton. Sementara kebutuhan garam nasional Indonesia sebesar 3,7 juta ton per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli

Terbaru