DENPASAR. Produk kerajinan asal Bali masih laris di luar negeri. Negeri Dewata menghasilkan devisa US$ 1,14 juta dari pengapalan berbagai jenis anyaman selama semester I-2016.
Ekspor produk kerajinan ini naik 17,07% dibanding periode enam bulan yang sama tahun lalu, US$ 974.452,97.
"Namun dari segi volume pengapalan kerajinan anyaman menurun 41,12% dari 639.582 unit pada semester I-2015 menjadi 376.615 unit pada semester I-2016," kata Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali Made Suastika di Denpasar, Selasa (13/9).
Ia mengatakan, andil hasil kerajinan anyaman masih kecil, hanya 0,39% dari total ekspor Bali mencapai US$ 290,585 juta.
Kerajinan anyaman merupakan salah satu dari 17 jenis komoditas hasil kerajinan skala rumah tangga di Bali.
Nyoman Warsa, seorang eksportir aneka kerajinan bambu di Ubud, Kabupaten Gianyar menjelaskan, aneka kerajinan hasil sentuhan tangan-tangan terampil perajin Bali seperti perabotan rumah tangga dari anyaman bambu yang dipadukan dengan rotan, sumpit yang dibuat dengan artistik dari bahan baku kayu hitam yang dilapisi perak berukir khas Bali menembus pasaran luar negeri.
Selain itu juga, aneka jenis patung yang unik, khas dan menarik yang dibuat dari akar bambu menembah pesatnya perolehan devisa, karena karya seni itu sangat diminati pencinta seni di mancanegara.
Soal harga tidak terlalu masalah bagi konsumen luar negeri, khususnya asal Amerika Serikat dan Jepang yang banyak membeli jenis matadagangan tersebut, dengan catatan barang dibuat dalam bentuk praktis dengan mengikuti pola hidup masyarakat yang mengutamakan masalah mutu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News