PADANG. Sejumlah petani di Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) masih merasa enggan untuk menjual beras hasil produksinya ke Badan Urusan Logistik (Bulog). Pasalnya, harga yang ditawarkan Bulog masih lebih murah ketimbang tengkulak.
"Saya tidak mendapat untung jika harus menjual ke Bulog, karena biaya yang dihabiskan untuk keperluan bertani cukup besar," kata salah seorang petani di Kuranji Kota Padang, Nazir, Rabu (29/7).
Ia menjelaskan, Bulog membeli beras sesuai harga pembelian pemerintah (HPP) yaitu sebesar Rp 7.300 per kilogram. Sedangkan tengkulak mau membeli dengan harga Rp 9.000 per kg, bahkan lebih.
Di sisi lain, Bulog tak bisa memaksa menaikkan harga pembeliannya dari petani. "Jika harga beras di atas HPP, Bulog tidak diharuskan membelinya," kata Saidi, Kepala Seksi Tata Usaha Umum dan Humas Bulog Sumatera Barat.
Selain diserap Bulog, petani juga bisa menjual ke daerah lain dengan harga di atas HPP. "Kebanyakan beras dari Sumbar dikirim ke Pekanbaru dengan harga di atas HPP," jelasnya.
Sementara itu, Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman tetap meminta petani untuk menjual padi hasil produksi mereka ke Perum Bulog untuk mengamankan ketersediaan beras nasional.
"Meskipun harga (pembelian Bulog) lebih rendah Rp 100 atau Rp 200 per kilogram dari harga pasaran tidak masalah. Serahkan saja ke Bulog untuk kepentingan nasional," katanya.
Saat ini pemerintah menetapkan harga pembelian padi dan beras oleh Bulog untuk gabah kering panen (GKP) sebesar Rp 3.700 per kg, gabah kering giling (GKG) Rp 4.600 per Kg dan beras sebesar Rp 7.300 per kg. (Junisman)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News