Polemik anggaran janggal DKI Jakarta, ada pasir hingga cat tembok buat siswa

Jumat, 08 November 2019 | 11:07 WIB Sumber: Kompas.com
 Polemik anggaran janggal DKI Jakarta, ada pasir hingga cat tembok buat siswa

ILUSTRASI. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Balai Kota DKI (1/11/2019).


"Jadi pasir itu adanya di koloman aja di penyediaan BOP SMPN terus ada di BOP SMK jurusan bisnis manajemen terus ada lagi di BOP SMK teknologi pengadaan pasir ini nih. Terus ada lagi di wajib belajar 12 tahun, enggak tau apa yang digunakan dari pasir," tutur dia.

Thinner hingga cat tembok

Selain menemukan anggaran pengadaan pasir, Ima Mahdiah juga menemukan anggaran janggal lainnya. Contohnya seperti pembelian thinner (pengencer cat), helm proyek, hingga penghapus cair atau tipex.

Pengadaan 438.000 thinner sebesar Rp 40,1 miliar, 456.000 helm proyek sebesar Rp 34,27, dan 97.000 tipex dengan anggaran Rp 31,61 miliar. Selain itu ditemukan pula cat minyak berwarna sebesar Rp 19,78 miliar, cat tembok sebesar Rp 18,91 miliar, dan kaca bening Rp 18,53 miliar.

Baca Juga: Prakiraan cuaca BMKG: Hari ini hujan berpotensi turun di 7 provinsi

"Ada thinner ada helm proyek terus ada penghapus cair. Ini setelah Pak Anies marah-marah ya jadi bukannya sebelum Pak Anies marah-marah terus kita soroti lagi. Ada cat tembok, kaca bening, rotring, penghapus cair atau tipex," ungkapnya.

Ima bingung karena barang seperti cat tembok, thinner, cat minyak tidak dianggarkan dalam anggaran rehab sekolah tetapi dibuat terpisah.

"Terus cat tembok buat apa ? Kan sudah ada renovasi sekolah sih aku enggak tahu juga berapa triliun buat renovasi. Itu yang nanti mau kita pertanyakan di pembahasan RAPBD mungkin di banggar juga nanti komisi sudah selesai," kata dia.

Dimasukkan ke KJP Untuk tipex dan rotring, menurut Ima seharusnya bisa dimasukkan dalam anggaran Kartu Jakarta Pintar (KJP). Sehingga siswa bisa memilih ingin membeli pulpen, tipp-ex, atau bisa ditabung.

Baca Juga: Realisasi investasi di DKI Jakarta capai Rp 41,1 triliun di triwulan III 2019

"Kalau dulu enaknya semua ini dijadiin 1 yaitu KJP. Kenapa enggak dimasukkin ke KJP jadi kadang siswa siswi ini enggak butuh pulpen tapi butuh buku atau bisa ditabung uangnya untuk beli laptop karena dulu kalau filosofi dari KJP itu kita mendidik siswa agar mau menabung," jelasnya. 9 Ryana Aryadita Umasugi)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Lagi, Sejumlah Anggaran Janggal di DKI Terkuak dari Pasir hingga Cat Tembok untuk Siswa...",

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto

Terbaru