Progres pembangunan Bendungan Leuwikeris di Jawa Barat mencapai 59,52%

Senin, 20 Juli 2020 | 17:23 WIB   Reporter: Vendy Yhulia Susanto
Progres pembangunan Bendungan Leuwikeris di Jawa Barat mencapai 59,52%

ILUSTRASI. Aktivitas pembangunan Bendungan Leuwikeris di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi/pras.


PROYEK INFRASTRUKTUR - JAKARTA. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air terus membangun bendungan untuk menjamin suplai air irigasi yang sebelumnya mengandalkan tadah hujan di wilayah Jawa Barat. Hal ini untuk mendukung Provinsi Jawa Barat sebagai salah satu lumbung pangan nasional.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan bendungan akan meningkatkan kapasitas tampungan air sehingga membantu kontinuitas suplai air irigasi ke sawah terjaga. Pekerjaan pembangunan bendungan tidak dihentikan selama Pandemi COVID-19 untuk menjaga kesinambungan roda perekonomian, terutama penyediaan lapangan kerja bagi kontraktor, konsultan dan tenaga kerja konstruksi beserta kegiatan yang mengikutinya.

Basuki menyebut, salah satu bendungan yang tengah dibangun Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai Citanduy, Ditjen Sumber Daya Air adalah Bendungan Leuwikeris yang terletak di dua kabupaten yakni Ciamis dan Tasikmalaya. Bendungan ini merupakan salah satu dari 61 bendungan lanjutan yang terus dikerjakan pasca periode 2015-2019, dimana 15 diantaranya sudah selesai dan terisi air.

Baca Juga: Jalan tol pertama di Aceh dan Sulawesi Utara siap dibuka

"Progres fisik Bendungan Leuwikeris yang telah dimulai tahun 2016 dan ditargetkan selesai tahun 2021 saat ini sudah mencapai 59,52%. Kontrak kerja pembangunannya terbagi menjadi empat paket dengan nilai total Rp 2,6 triliun," kata Basuki dalam keterangan tertulisnya, Senin (20/7).

Ia menyebut, Bendungan Leuwikeris akan mengairi jaringan irigasi seluas 11.216 hektar DI Lakbok Utara dan DI Lakbok Selatan. Manfaat lainnya adalah mensuplai air baku sebesar 850 m³/detik, untuk mereduksi banjir sebesar 11,7% dari 509,7 m³/detik menjadi 450,02 m³/detik, dan potensi listrik sebesar 20 MW.

"Kapasitas tampung Bendungan Leuwikeris cukup besar yakni 81,44 juta m³, atau enam kali lebih besar dari Bendungan Raknamo di Provinsi NTT sebesar 14 juta m³," ucap dia.

Baca Juga: Kementerian PUPR siapkan langkah penanganan darurat banjir bandang di Luwu Utara

Sebagai informasi, Paket pertama dikerjakan oleh PT. Pembangunan Perumahan-PT. Bahagia Bangun Nusa KSO untuk konstruksi tubuh bendungan (main dam) dan fasilitas umum senilai Rp 867 miliar, Paket kedua oleh PT. Waskita Karya – PT. Adhi Karya KSO untuk pembangunan pelimpah (spillway) senilai Rp 642,33 miliar.

Paket ketiga dikerjakan oleh PT. Hutama Karya untuk pekerjaan terowongan pengelak (tunnel divertion) dan pembangunan jalan akses senilai Rp 385,46 miliar. Paket selanjutnya yakni pekerjaan plugging terowongan pengelak, pembetonan spillway, dan pekerjaaan electrical serta hydromechanical senilai Rp 768,88 miliar oleh PT. Waskita Karya - PT. Hutama Karya- PT. Basuki Rahmanta Putra KSO. Sedangkan konsultan pengawasan oleh PT. Virama Karya dan PT. Catur Bina Guna Persada KSO sebesar Rp 49,12 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .

Terbaru