Ia sekaligus menyampaikan keprihatinan PKPI atas banyaknya jumlah korban, termasuk dari tenaga kesehatan.
“Jangan lupakan pengorbanan tenaga kesehatan. Mereka pejuang garis depan dan sekaligus Pertahanan akhir perlawanan Indonesia melawan virus Corona," kata dia.
Bagi PKPI, bahaya pandemi Covid-19 ini tidak bisa diremehkan. Selain banyaknya korban dari tenaga kesehatan, PKPI juga kehilangan beberapa kader dalam pandemi ini, termasuk seorang bakal calon wakil bupati.
"Haji Lutfi Machmud yang meninggal dunia bulan lalu adalah kader kami yang maju di (Pilkada) Halmahera Selatan. Jadi PKPI tahu persis rasanya kehilangan karena virus corona,” kata dia.
Baca Juga: Rupiah terdepresiasi, tertekan sentimen PSBB
Diberitakan, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memutuskan untuk menarik rem darurat dan kembali menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Anies menyebutkan, keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan sejumlah faktor, yakni ketersediaan tempat tidur rumah sakit yang hampir penuh dan tingkat kematian yang tinggi.
Dengan demikian, penerapan PSBB transisi di Jakarta pun dicabut dan PSBB Jakarta secara ketat kembali diterapkan mulau 14 September.
"Tidak ada banyak pilihan bagi Jakarta, kecuali untuk menarik rem darurat sesegera mungkin," ujar Anies. (Ihsanuddin)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jakarta PSBB Total, Anies Diminta Tidak Plin-plan Lagi"
Selanjutnya: Anies umumkan PSBB Jakarta, Kang Emil: Hampir Rp 300 triliun lari gara-gara statement
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News