KAWASAN INDUSTRI - JAKARTA. Pemerintah tengah menyiapkan kawasan industri hilirisasi. Pemerintah akan menggunakan Pulau Rempang, Batam, sebagai kawasan Industri hilirisasi energi baik mineral maupun energi terbarukan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan nantinya Pulau Rempang akan dijadikan kawasan hilirisasi untuk beberapa komoditi mineral seperti baja, nikel.
Kemudian hilirisasi silica sand atau pasir kuarsa untuk salah satu penyuplai panel surya hingga pemanfaatan energi matahari fotovoltaik.
"Fotovoltaik itu lebih sederhana dibandingkan semi konduktor chip, kalau kita sudah bisa membuat semi fotovoltaik termasuk wafernya maka untuk lari ke semikonduktor jaraknya semakin pendek," terang Airlangga dalam agenda Sewindu PSN, di Jakarta, Rabu (26/7).
Baca Juga: Pemerintah Buka Opsi Pelarangan Ekspor Pasir Kuarsa
Ia berujar, Indonesia memiliki cita-cita besar untuk memiliki kawasan industri hilirisasi. Sebab, Indonesia kaya akan energi mineral hingga energi terbarukan. Untuk itu pemerintah terus mendorong pengembangan hilirisasi di Indonesia.
"Saat ini sedang dalam tahap finalisasi dan kalau itu kita dilakukan maka fotovoltaik kita bisa produksi sendiri dan kita bisa menjadi basis untuk renewable energi," jelas Airlangga.
Diketahui, pengembangan Kawasan Rempang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari arah kebijakan dan langkah-langkah strategis pengembangan Kawasan Batam, Bintan, dan Karimun (BBK) yang telah disusun dalam Rencana Induk Pengembangan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB) BBK yang diharapkan Perpres-nya dapat segera ditetapkan.
Pengembangan Kawasan Rempang diharapkan dapat memberikan spillover effect kepada kawasan-kawasan lain di sekitarnya. Letak Pulau Rempang yang tidak jauh dari Singapura dan Malaysia akan dapat meningkatkan daya saing Indonesia di kawasan Asia Tenggara.
Hal ini ditambah dengan peran Indonesia dalam ASEAN Chairmanship pada Tahun 2023 yang akan menunjukkan daya saing Indonesia dan mendukung produktivitas ekonomi di negara ASEAN lainnya.
Baca Juga: Protes Ekspor Pasir Laut Terus Berbisik, Kebijakan Buka Tutup Berulang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News