PUPR: Progres proyek jembatan Teluk Kendari sudah capai 85%

Kamis, 26 Maret 2020 | 11:23 WIB   Reporter: Vendi Yhulia Susanto
PUPR: Progres proyek jembatan Teluk Kendari sudah capai 85%

ILUSTRASI. Foto udara proyek pembangunan jembatan Teluk Kendari yang merupakan jembatan terpanjang ke-3 di Indonesia, Kendari, Sulawesi Tenggara, Kamis (18/10/2018). Pembangunan Jembatan Teluk Kendari sepanjang 1.380 meter tersebut progresnya telah mencapai 60 perse


INFRASTRUKTUR DAERAH - JAKARTA. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah menyelesaikan pembangunan Jembatan Teluk Kendari sepanjang 1,34 Km yang menghubungkan kawasan Pelabuhan Kota Lama dengan Kecamatan Poasia di Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).

Pembangunan jembatan bertujuan untuk mendukung konektivitas bagi pengembangan wilayah selatan Kota Kendari yakni daerah Poasia dan Pulau Bungkutoko yang akan dikembangkan menjadi kawasan industri, Pelabuhan Kendari New Port, dan kawasan permukiman baru.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, konektivitas antar wilayah diperlukan agar mobilitas barang, jasa, dan manusia lebih efisien.

Baca Juga: Jembatan Teluk Kendari ditargetkan rampung September 2019

Dengan konektivitas yang semakin lancar diharapkan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah sehingga dapat membantu proses percepatan pembangunan di wilayah tersebut.

"Pembangunan infrastruktur jembatan, flyover dan underpass akan memperlancar konektivitas dan aksesibilitas lalu lintas, di samping memberikan alternatif bagi warga untuk meningkatkan produktivitas perekonomian," kata Basuki dalam keterangan resminya, Kamis (26/3).

Basuki mengatakan, pemerintah telah mencanangkan pembangunan kawasan pelabuhan di Pulau Bungkutoko yang menjadi bagian pengembangan Kota Kendari dengan dibangunnya Pelabuhan New Port Bungkutoko seluas 66 hektare.

Ia menyebutkan, kawasan pelabuhan ini merupakan pindahan dari pelabuhan lama di kawasan Kota Lama. Pelabuhan Bungkutoko diproyeksikan menjadi pintu masuk bagi komoditi dari dan ke luar Kota Kendari maupun Provinsi Sulawesi Tenggara dengan adanya rencana pembangunan kawasan industri penunjang seluas 26 Ha.

Di area pelabuhan juga akan dibangun terminal antar moda (20 Ha), terminal multipurpose (32 Ha), terminal penumpang (23 Ha), dan tracking mangrove (24 Ha).

Editor: Yudho Winarto

Terbaru