IKN NUSANTARA - JAKARTA. PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) terus mengoptimalkan upaya dalam mendorong keberlanjutan dengan menekan emisi gas CO2 melalui program Community Forest. Program ini dilakukan dengan meningkatkan pemanfaatan lahan nirproduktif agar kembali bermanfaat dan menghasilkan.
Terbaru, Pupuk Kaltim menggelar program Community Forest dengan menggandeng Otorita IKN menanam 1.600 bibit pohon di area Lahan eks tambang di Sungai Seluang, Samboja, Kutai Kartanegara.
SVP Umum Pupuk Kaltim Minarni F Dwiningsih mengatakan, penanaman pohon tersebut dilakukan di lahan seluas 11 hektare (ha). Ia bilang, kawasan ini sengaja disasar sebagai upaya Perusahaan dalam mendorong komitmen bersama untuk pemulihan lahan bekas tambang.
Baca Juga: Pupuk Indonesia Siap Salurkan 9,55 Juta Ton Pupuk Bersubsidi di 2024
Kegiatan ini merupakan merupakan kontribusi Pupuk Kaltim untuk menghijaukan kembali lahan yang masuk dalam kawasan IKN, agar bisa dimanfaatkan dan kedepannya diharap turut memberikan nilai tambah bagi masyarakat sekitar.
"Pupuk Kaltim memiliki komitmen untuk mendukung Pemerintah terhadap pencapaian terget Net Zero Emission tahun 2026, dengan terus memperluas Community Forest untuk menekan emisi karbon. Termasuk di kawasan IKN, yang kedepannya dapat semakin hijau dan lestari untuk memberi nilai tambah bagi masyarakat maupun lingkungan," kata Minarni dalam ketegangan resminya, Rabu (8/5).
Pupuk Kaltim menargtekan menanam 10 juta pohon hingga 2030 dengan persebaran di seluruh wilayah Indonesia. Adapun tahun ini ditargetkan sebanyak 1 juta pohon agar lahan tidur dan kurang optimal bisa kembali produktif.
Kegiatan ini turut didukung Persatuan Karyawati Pupuk Kaltim (Pakarti) dan Persatuan Istri Karyawan Pupuk Kaltim (PIKA PKT), sebagai cerminan semangat Kartini masa kini di lingkungan perusahaan untuk turut berperan menjaga kelestarian serta keseimbangan alam demi generasi mendatang.
Baca Juga: Luhut Optimis Progres Pembangunan IKN Nusantara Capai 80% pada Agustus 2024
Deputi Bidang Lingkungan dan SDA Otorita IKN Myrna Asnawati Safitri mengatakan, program penghijauan dan non emisi menjadi prioritas di seluruh kawasan otorita merupakan kerangka pembangunan IKN. Termasuk area pengembangan di Sungai Seluang yang sebelumnya merupakan lahan bekas tambang dapat kembali dipulihkan dan berdaya guna.
Hal ini sejalan dengan konsep IKN sebagai kota netral karbon di tahun 2045, yang tertuang melalui roadmap pengembangan dengan memperhatikan Forest and Other Land Uses (FOLU) dan pertanian, sebagai sektor penting untuk menekan emisi Gas Rumah Kaca (GRK).
"Untuk sektor FOLU, OIKN berfokus pada pemulihan area rusak dan terdegradasi yang berada di kawasan lindung IKN, dengan luasan mencapai 65% dari total lahan yang ada. Dan area Sungai Seluang ini salah satunya, ditarget sebagai kawasan lindung untuk dirubah menjadi hutan tropis," papar Myrna.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News