Saat pendukung Ahok patah hati kedua kalinya

Rabu, 10 Mei 2017 | 08:29 WIB Sumber: Kompas.com
Saat pendukung Ahok patah hati kedua kalinya


JAKARTA. Hingga Senin (8/5), masih banyak warga Jakarta yang berdatangan ke Balai Kota DKI Jakarta untuk bertemu dengan Basuki Tjahaja Purnama. Mereka merupakan para pendukung yang masih belum rela dengan kekalahan Basuki atau Ahok dan Djarot dalam Pilkada DKI 2017.

Setelah hasil pilkada diketahui, para pendukung Ahok dan Djarot seolah patah hati. Mereka menyuarakan kekecewaan melalui karangan bunga yang dikirim ke Balai Kota DKI.

"Terima kasih Pak Ahok atas kerja kerasnya selama ini. Anda lah pemimpin sejati. We love you and we will miss you. Dari kami yang belum bisa move on," bunyi tulisan pada salah satu karangan bunga itu.

Jumlah karangan bunga untuk Ahok-Djarot di Balai Kota DKI mencapai ribuan. Bagi para pendukung Ahok, bahasa cinta tak cukup hanya diungkapkan dengan bunga. Kiriman ke Balai Kota berkembang menjadi kue dan balon-balon. Suasana di Balai Kota menjadi semarak.

Patah hati kedua

Belum kering luka, para pendukung Ahok kembali patah hati setelah mendengar vonis hakim, Selasa (9/5). Ahok divonis hukuman 2 tahun penjara dan langsung ditahan.

Ahok dinilai terbukti bersalah dalam kasus penodaan agama. Sejak awal sidang vonis, para pendukung sudah menggelar aksi simpatik "8.000 Mawar Merah-Putih untuk Ahok" dengan berjalan kaki mengelilingi Jalan RM Harsono. 

Aksi itu berlangsung sekitar 30 menit dan diramaikan dengan marching band. Selain marching band, para peserta aksi juga membawa bendera merah putih dan bunga mawar merah serta putih. 

"Bendera merah putih simbol cinta NKRI sedangkan bunga mawar merah putih simbol kesetiaan kami kepada Ahok," ujar pimpinan aksi simpatik Birgaldo Sinaga. 

Tangisan para pendukung pecah begitu mengetahui Ahok divonis bersalah. Wajah mereka memerah dan saling berangkulan. Tanpa pikir panjang, pendukung yang sebagian besar para ibu-ibu itu meluncur ke Rutan Cipinang menyusul Ahok.

Di sana, mereka menangis dan menyayangkan vonis majelis hakim. "Memangnya Ahok teroris?" kata seorang ibu sambil menangis.

Ibu yang lain mengungkapkan kekecewaannya dengan membahas sidang mengadili Ahok. Menurut dia, hakim hanya membicarakan hal-hal yang memberatkan Ahok, dan tidak ada satu pun hal yang meringankan.

"Cuma yang memberatkan yang diomongin. Tuhan sudah tidak ada di dunia," tutur ibu tersebut.

Hingga Selasa sore, pendukung tidak kunjung meninggalkan Rutan Cipinang. Tim pengacara Ahok sudah berorasi dan meminta warga menenangkan diri.

Namun, hal itu ditolak oleh mereka. Birgaldo Sinaga mengatakan akan tetap bertahan di depan Rutan Cipinang.

"Kami tetap marah, tetap bertahan sampai pagi. Kecuali membawa Ahok bicara lima atau sepuluh menit di sini. Rakyat yang menentukan," kata Birgaldo.

Massa pro-Ahok mendorong-dorong pintu rutan. Mereka memaksa kepala rutan untuk memberi kesempatan kepada Ahok berorasi di tengah-tengah massa.

Hingga pukul 18.50 WIB, massa pro-Ahok masih berkumpul dan berorasi di depan Rutan Cipinang. Mereka menyalakan lilin-lilin sebagai bentuk keprihatinan. Karangan bunga pun mulai berdatangan ke Rutan Cipinang.

Djarot turun tangan

Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat sampai harus mendatangi massa pendukung yang tak kunjung pulang. Djarot berorasi dan mengimbau massa untuk kembali ke rumah dengan tertib.

"Saya minta dengan sangat, kalau kalian cinta sama Pak Ahok, cinta sama Indonesia, sama Jakarta, sebagai warga negara yang baik, saya minta setelah ini kalian pulang ke rumah," ujar Djarot dalam orasinya kepada massa di depan Rutan Cipinang, Jakarta Timur.

Djarot mendatangi Rutan Cipinang pukul 21.20 WIB.

"Kalau kalian pulang dengan baik, tidak mengganggu masyarakat, saya akan membantu," kata Djarot.

"Kalau kalian mengganggu orang, akan berhadapan dengan saya. Tidak boleh. Kalau kalian cinta damai, kalian bisa pulang berangsur-angsur," ucap Djarot lagi.

Setelah itu, barulah para pendukung membubarkan diri. Siapa yang tahu, mungkin dengan perasaan masih luka di hati.

(Jessi Carina)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini

Terbaru