Sebanyak 4.761 orang korban tsunami Selat Sunda di Pandeglang mengungsi

Senin, 24 Desember 2018 | 11:47 WIB Sumber: Kompas.com
Sebanyak 4.761 orang korban tsunami Selat Sunda di Pandeglang mengungsi

ILUSTRASI. Warga korban tsunami Selat Sunda


TSUNAMI - PANDEGLANG. Korban tsunami Selat Sunda di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, hingga saat ini masih berada di pengungsian. 

Mereka tersebar di sejumlah tempat, di antaranya wilayah kecamatan yang cukup jauh dari lokasi terdampak. 

"Total warga yang mengungsi sebanyak 4.761, mereka ditempatkan di kantor kecamatan, kantor desa, sekolah dan stasiun radio seperti di Labuan," kata Bupati Pandeglang Irna Narulita melalui keterangan tertulis kepada media, Senin (24/12). 

Warga yang mengungsi tersebar di sembilan kecamatan di Kabupaten Pandeglang. Rinciannya, 2.500 pengungsi di kantor Kecamatan Angsana, 100 pengungsi di kantor Kecamatan Jiput, 100 pengungsi di kantor Kecamatan Pulosari dan 227 pengungsi di kantor Stasiun Radio Krakatau, Kecamatan Labuan. 

Kemudian 100 pengungsi di kantor Kecamatan Cimanggu, 900 pengungsi di kantor Desa Cisaat di Kecamatan Sumur, 420 Pengungsi di Kantor Kecamatan Munjul, 250 Pengungsi di Kantor Kecamatan Patia dan 164 pengungsi di SD Teluk Lada 3 di Kecamatan Sabang. 

Irna memastikan, kebutuhan logistik untuk para pengungsi sudah disalurkan, seperti selimut, air bersih, baju, obat-obatan dan makanan pokok. 
Kabupaten Pandeglang adalah wilayah yang paling parah tedampak bencana tsunami Selat Sunda yang melanda Banten dan Lampung dengan delapan kecamatan terdampak, meliputi Kecamatan Carita, Panimbang, Cigeulis, Sumur, Labuan, Cimanggu, Pagelaran dan Sukaresmi. 

Di Kabupaten ini, hingga 24 Desember pukul 00.00, sudah terdata 167 korban meninggal dunia. Sementara korban luka 476 orang, hilang 222 orang. Tsunami juga menyebabkan 443 rumah di Pandeglang rusak. (Kontributor Banten, Acep Nazmudin) 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com berjudul: "4.761 Pengungsi Tsunami Selat Sunda di Pandeglang Tersebar di 9 Kecamatan"

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi

Terbaru