UMKM - BEKASI. Ekspor tidak hanya perlu dilakukan oleh perusahaan besar nasional dan multinasional yang beroperasi di Indonesia, tetapi juga perlu dilakukan oleh koperasi, pelaku usaha menengah, kecil, mikro dan perorangan sekalipun. Upaya membawa produk UMKM Indonesia saat ini mendapat angin segar.
Kementerian Koperasi dan UKM serta Kementerian Perdagangan resmi melepas ekspor sebanyak 3.758 barang produksi UMKM. Ribuan produk tersebut dikemas dalam 131 koli barang dengan 608 jenis produk dalam satu kontainer.
Produk yang dikirim perdana ke China terdiri dari jenis makanan dan kerajinan, diantaranya batik, abon, minuman sari lidah buaya, keripik kulit ayam, bawang goreng, gula merah, coconut oil, kue sus kering, kopi, dan lainnya.
Baca Juga: Sarinah targetkan menjadi etalase produk UMKM di dalam maupun luar negeri
Keseluruhan produk yang diekspor senilai lebih dari US$ 38.000 atau sekitar Rp 532 Juta (asumsi US$ 1 = Rp 14.000) yang dikirim ke PLB e-commerce di Ningbo China untuk kemudian di upload di marketplace e-commerce di pasar lokal China dan dunia.
Hadirnya Pusat Logistik Berikat (PLB) e-commerce di Indonesia yang sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan RI (PMK) No. 28 Tahun 2018 tentang PLB khusus e-Commerce memberi kewajiban pada pengelolanya untuk memfasilitasi ekspor produk UKM.
Teten Masduki, Menteri Koperasi dan UKM menuturkan PLB e-Commerce menjadi bagian dalam mempermudah produk UMKM rambah global. Nantinya akan ditambah lagi dengan menghadirkan kantor bersama untuk ekspor UMKM yang mengintegrasi mulai dari perijinan, sertifikasi hingga pembiayaan.
Baca Juga: Omset penjualan produk UMKM Sarinah capai 600 juta per hari
"Nanti kantor bersama ekspor akan disentralkan di Bea Cukai. Sehingga nanti bisa manfaatkan jaringan kantor Bea Cukai supaya biaya logistik UMKM di berbagai daerah mudah, agregatornya salah satunya Bea Cukai," jelas Teten saat perlepasan ekspor produk perdana UMKM ke China, di Kawasan Industri dan Pergudangan Marunda Centre, Bekasi, Jawa Barat pada Kamis (19/12).
Selain itu Teten juga meminta kepada PLB e-Commerce untuk detil data market analisis keperluan barang di China. Nantinya dengan adanya data seperti barang, model, harga dan lainnya yang diminati negara tujuan akan mempermudah produsen UMKM memproduksi.
"Bagaimana selera market sana kami mau info detilnya agar bisa kami sampaikam ke UMKM jadi bisa buat seperti selera market sana," tambah Teten.
Baca Juga: Garap bisnis pembiayaan, OVO beri pinjaman hingga Rp 500 juta
Menteri Perdagangan, Agus Suparmanto menambahkan ekspor perdana UMKM ini jadi bagian dari meningkatkan ekspor non migas. PLB e-Commerce juga jadi jembatan yang mempermudah UMKM rambah global.
"Kami ingin ini permudah dunia usaha termasuk UMKM kan juga keluhkan administratif keuangan dan lainnya nah kami akan permudah melalui PLB e-Commerce, kebijakan kita akan terus evaluasi dan permudah. Ada omnibus law juga. Jadi sehala macam bentuk keluhan akan kita tampung, sekalipun ada peraturan baru keluar atau akan keluar jika dirasa menyulitkan kami akan terus evaluasi," terang Agus.
China dipilihan menjadi negara tujuan di ekspor perdana ini lantaran negeri tirai bambu tersebut lebih siap dengan konsep PLB. "Inikan PLB e-Commerce harus terhubung dengan PLB disana. Kita harus bangun infrastruktur buat negara Eropa dan ini jadi role mode kita," tambah Teten.
Baca Juga: Transaksi Rp 13 triliun per bulan, E-commerce kontributor baru ekonomi Indonesia
Bicara target Teten dan Agus tak sebutkan angka, namun target ke depannya ialah memperbanyak UMKM untuk berank ekspor produknya. Terlebih melihat ekspor perdana ini yang mempermudah UMKM gapai global. "Kalau UMKM sudah tahu cara ekspor dan lebih mudah dengan PLB e-Commerce ini maka akan lebih banyak nanti, kita lihat saja," terang Agus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News