JAKARTA. Pembangunan proyek transportasi massal di kawasan Jakarta dan sekitarnya, mulai dari light rail transit (LRT) maupun mass rapid transit (MRT) terus dikebut.
Kendati pengerjaan proyek tersebut masih menghadapi sejumlah hambatan dari pendanaan dan sedikit pembebasan lahan, namun kontraktor atau pemilik konsensi proyek tersebut optimistis ketiga proyek tersebut akan beroperasi sesuai target awal.
Tuhiyat, Direktur Keuangan MRT menjelaskan, progres konstruksi proyek MRT rata-rata sudah mencapai 56% per akhir September 2016. Proyek ini mulai groundbreaking pada Oktober 2016.
Menurutnya, perkembangan pembangunan fisik yang paling bagus ada di jalur bawah tanah dibandingkan jalur layang (elevated). "Pengerjaan jalur under ground sudah over target mencapai 70%, sementara jalur elevated baru sekitar 35%-40%," ungkapnya, Senin (17/10).
Saat ini, pengerjaan jalur bawah tanah dari arah Patung pemuda sudah mencapai Benhil. Sementara pengerjaan dari Bundaran HI ke arah selatan sudah melewati Dukuh Atas. Jika tak ada aral melintang, Tuhiyat memperkirakan, jalur bawah tanah sudah akan tersambung di kawasan Setia Budi akhir tahun ini.
Tuhiyat mengaku tidak banyak kendala dalam pengerjaan proyek MRT tahap I sepanjang 15,7 km tersebut. Kendala saat ini hanya soal pembebasan sekitar 10% di lokasi yang sangat krusial yakni di dua stasiun. "Namun, ini sudah diupayakan pemerintah DKI, Walikota Jakata Selatan dan BPN. Kemungkinan dalam waktu dekat sudah beres," jelasnya.
Proyek MRT tahap I yang menghubungkan Lebak Bulus-Bundaran HI ini ditargetkan akan beroperasi pada awal tahun 2019 dan pembangunan fisiknya akan selesai pada akhir 2018.
Sementara, proyek LRT Jabodetabek yang digarap PT Adhi Karya Tbk (ADHI) juga terus berlanjut, meskipun kontrak proyek ini belum diteken oleh Kementerian Perhubungan. Tahap pertama proyek ini yang terdiri dari tiga trase ditargetkan akan beroperasi tahun 2018.
Harris Gunawan, Direktur Keuangan Adhi Karya mengatakan, progres pembangunan konstruksi trase Cibubur-Cawang sudah mencapai 12,69% per 7 Oktober 2016.
Harris mengungkapkan, Adhi Karya akan terus mengebut pengerjaan proyek tersebut meskipun kontrak belum ditandatangani. Pihaknya akan menggunakan dana Penyertaan Modal Negara (PMN) yang telah didapat tahun lalu.
Menurutnya, kontrak investasi pembangunan proyek tersebut akan segera ditandatangani pada November atau Desember mendatang. Walaupun kontrak belum diperoleh, namun Adhi Karya sudah mendapat komitmen pembiayaan sindikasi dari bank dan lembaga pembiayaan BUMN. "Setelah kontrak ditandatangani mereka akan segera kuncurkan pinjaman," tutur Harris.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News