Sekitar 190 jenazah dimakamkan di Jakarta per hari, separuh lebih korban Covid-19

Selasa, 26 Januari 2021 | 07:45 WIB Sumber: Kompas.com
Sekitar 190 jenazah dimakamkan di Jakarta per hari, separuh lebih korban Covid-19

ILUSTRASI. Sekitar 190 jenazah dimakamkan di Jakarta per hari, separuh lebih korban Covid-19. KONTAN/Carolus Agus Waluyo/20/01/2021.


DKI JAKARTA - JAKARTA. Sekitar 190 jenazah manusia per hari dikuburkan di DKI Jakarta. Dari angka itu, pemakaman yang menggunakan prosedur tetap (protap) Covid-19 jumlahnya lebih banyak. 

"Kami memakamkan dengan protokol Covid-19 itu kurang lebih sehari ada 100 jenazah. Sedangkan yang non COVID-19 itu kurang lebih 90 jenazah per hari. Jadi ada 190 jenazah yang harus kami makamkan dalam sehari, makanya harus jaga kesehatan," kata Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta, Suzi Marsitawati di Balai Kota Jakarta, Senin (25/1/2021). 

Karena angka kematian meningkat, Suzi mengatakan, pihaknya harus menyiapkan lahan baru pemakaman untuk mengantisipasi minimnya lahan makam. Perluasan lahan membutuhkan waktu dan harus dilakukan secara bertahap. 

"Kan tidak mudah dalam sehari memakamkan empat orang. Jadi kami itu menyiapkan, awalnya kami mengakomodir di Tegal Alur (Jakarta Barat) dan Pondok Rangon (Jakarta Timur) yang sebetulnya itu bukan untuk Covid-19, tapi karena pandemi sehingga kami gunakan untuk mempermudah," ujar Suzi. 

Baca Juga: Kasus corona di Indonesia hampir menembus satu juta, dokter Reisa ingatkan hal ini

Pembukaan makam di Pondok Rangon dan Tegal Alur tersebut, dilakukan Suzi karena saat awal pandemi, masyarakat khawatir terjadi penularan Covid-19 bila jenazah suspect maupun terkonfirmasi dibawa ke rumah. 

Karena itu, setelah jenazah dimandikan langsung dibawa petugas ke pemakaman untuk segera dikebumikan atau dikremasi. 

Baca Juga: Sudah divaksin tetapi bisa positif Covid-19? Ini penjelasannya

"Saat itu, pada pandemi pertama, kami menyiapkan makam dalam satu hari sekitar 30-40 lubang sehingga tidak memungkinkan di TPU lain karena TPU lain nggak ada lagi lahannya," ujar Suzi. 

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Terbaru