Siaran TV Analog Jabodetabek Diundur, ATVSI: Masih Perlu Sosialisasi Masif

Rabu, 05 Oktober 2022 | 17:22 WIB   Reporter: Ratih Waseso
Siaran TV Analog Jabodetabek Diundur, ATVSI: Masih Perlu Sosialisasi Masif

ILUSTRASI. Kemkominfo) memutuskan menunda penerapan analog switch off (ASO) atau siaran TV analog di Jabodetabek


PENYIARAN - JAKARTA. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) memutuskan menunda penerapan analog switch off (ASO) atau siaran TV analog di Jabodetabek menjadi tanggal 2 November 2022 mendatang. Sebelumnya Kemkominfo berencana memulai ASO Jabodetabek pada 5 Oktober ini.

Penundaan ASO Jabodetabek berdasarkan surat yang disampaikan oleh asosiasi televisi swasta Indonesia (ATVSI). Sekretaris Jenderal (Sekjen) ATVSI Gilang Iskandar mengatakan, salah satu alasan penundaan adalah kondisi riil atau kondisi objektif di masyarakat.

Berdasarkan data Nielsen tanggal 27 September 2022, masyarakat Jabodetabek belum siap untuk migrasi dari televisi analog ke digital.

"Data Nielsen, dari populasi pemirsa televisi di Jabodetabek 21 juta itu baru, yang FTA itu baru 26% atau 7,2 juta, tapi kalau ditambah plus PTV yang digital ravi itu sekitar 40%," kata Gilang dalam konferensi pers bersama Kemkominfo, Rabu (5/10).

Baca Juga: Kominfo: Siaran TV Analog di Jabodetabek Dimatikan 5 Oktober 2022

Menurutnya, dari data tersebut artinya masih diperlukan waktu paling tidak satu bulan ini untuk menggencarkan secara masif sosialisasi agar masyarakat segera beralih ke televisi digital.

Gilang menambahkan, dengan waktu yang ada sekarang akan dimanfaatkan untuk mengencangkan sosialisasi bersama Kemkominfo, sehingga pada 2 November mendatang ASO Jabodetabek dapat terlaksana.

"Itu kondisi real yang terjadi kenapa kita mengusulkan dari Oktober ke November, tidak sampai 1 bulan. Lebih baik waktu ini kita manfaatkan untuk menggencarkan sosialisasi dan kita punya waktu sedikit. Nah kemudian kita fokus ke tanggal 2 November," ujarnya.

Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Informatika Rosarita Niken Widiastuti mengatakan, pihaknya melakukan sosialisasi melalui berbagai platform. Mulai dari kerjasama dengan berbagai media baik media mainstream, radio, televisi, media digital dan media cetak.

Serta melalui berbagai platform media sosial dan juga melalui media luar ruang, baik baliho maupun spanduk dan juga seperti pertunjukan rakyat.

"Ini kita lakukan dari kota ke kota khususnya untuk masyarakat pedesaan. Selain juga webinar kita juga bekerja sama dengan berbagai stakeholder mulai dari masyarakat, tokoh-tokoh masyarakat, tokoh agama maupun dari anggota DPR dan berbagai komunitas masyarakat," ujarnya.

Baca Juga: Penerapan ASO di Jabodetabek Ditunda Jadi 2 November 2022, Ini Alasannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat

Terbaru