Sinergi Pusat, Daerah dan Pelaku Budaya Lokal Minangkabau Majukan Sistem Matrilineal

Kamis, 10 Februari 2022 | 16:37 WIB   Reporter: Tendi Mahadi
Sinergi Pusat, Daerah dan Pelaku Budaya Lokal Minangkabau Majukan Sistem Matrilineal

ILUSTRASI. Pekerja melakukan perbaikan pada atap salah satu bangunan di Istana Basa Pagaruyung, Sumatera Barat, Sabtu (14/12). KONTAN/Cheppy A. Muchlis/14/12/2019


BUDAYA - JAKARTA. Budaya matrilineal yang dilakoni masyarakat suku Minangkabau, Sumatera Barat, mempunyai corak dan perspektif sejarah sendiri sebagai sebuah sistem kekerabatan. Oleh sebab itu patut terus dioptimalkan pemajuannya.

“Harapannya dengan digalinya potensi budaya matrilineal, tak hanya dikenal oleh masyarakat Indonesia saja,  tetapi juga dunia. Selain itu lebih besarnya lagi, makin memperkuat obyek pemajuan kebudayaan sebagai identitas dan karakter bangsa,” kata Direktur Perfilman, Musik, dan Media, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemdikbud Ristek, Ahmad Mahendra dalam keterangannya, Kamis (10/2).

Dalam kunjungannya ke Padang, Sumatera Barat, guna menghadiri Fokus Grup Diskusi (FGD) Festival Matrilineal bersama Badan Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Sumatera Barat dan tokoh-tokoh budaya, Mahendra mengungkapkan, melalui forum FGD seperti ini dapat terwujud sinergi dengan pelaku-pelaku pemajuan kebudayaan di Sumatera Barat guna mengenalkan ciri khas daerahnya sehingga mampu dinikmati oleh semua masyarakat Tanah Air.

“Hal ini juga untuk menghilangkan sekat antara daerah dan pusat dengan dapat melihat langsung ke lapangan potensi budaya daerah agar dapat dibenahi apa saja masalah terkait kebudayaan dan pemajuannya,” ujar Mahendra.

Baca Juga: Transjakarta Batasi Jumlah Penumpang 70% dari Kapasitas Selama PPKM Level 3

Sedangkan Kepala BPNB Sumatera Barat, Undri, menuturkan, promosi kearifan lokal yang dimiliki suku Minangkabau menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah di tingkat pusat dan pelaku budaya dengan koordinasi ke pusat.

“BPNB sejak tahun 2019 telah menghadirkan gedung pusat data dan informasi matrilineal, yang terdiri dari ruang pameran, studio, perpustakaan serta ruang baca. Dengan demikian, masyarakat yang merasa membutuhkan berbagai pengetahuan sistem matrilineal dapat mengaksesnya,” ucap Undri.

Undri menjelaskan, dalam sistem kekerabatan matrilienal suku Minangkabau terangkum berbagai aspek, seperti, tradisi lisan, manuskrip, adat istiadat, ritus, pengetahuan dan teknologi tradisional, seni, bahasa, permainan rakyat, serta olahraga tradisional.

Sementara, Ketua Bundo Kanduang Prof Raudha Thalib, mengemukakan, FGD yang diselenggarakan menjadi kabar gembira dan menaruh optimis bahwa ada itikad serius guna memperkokoh dan mengembangkan budaya sistem matrilineal suku Minangkabau.

Lalu, Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Andalas Prof Nursyirwan Effendi, menyebutkan, sistem kekerabatan matrilineal suku Minangkabau adalah keunikan dunia pasalnya tidak banyak jumlahnya diterapkan di dunia.

Baca Juga: Jasa Marga Mengonfirmasi Rencana Penyesuaian Tarif Jalan Tol Dalam Kota

Kemudian, akademisi dari Fisip Universitas Andalas, Zainal Arifin, membeberkan, sebagai dampak dari penerapan sistem matrilineal ini membuat suku Minangkabau paling diakui perannya dalam membangun adat sekaligus tata cara kehidupan di banyak etnis Sumatera.

Sedangkan staf pengajar FIB Universitas Andalas, Nopriyasman, menjelaskan mengenai karakteristik masyarakat Minangkabau yang dikenal diaspora namun tetap merawat tradisi budaya leluhurnya di mana saja merantau.

FGD Festival Matrilineal diikuti oleh peserta yang terdiri dari lintas kalangan, seperti akademisi IAIN IAIN Bukit Tinggi, UIN Imam Bonjol Sumatera Barat, ISI Padang Panjang, Universitas Andalah, STKIP Rokania, jurnalis, seniman, budayawan, sekaligus juga perwakilan dari aparatur pemerintahan di Sumatera Barat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi
Terbaru