Soal jam malam seperti Depok dan Bogor, Pemprov DKI tengah mengkaji

Jumat, 04 September 2020 | 11:22 WIB Sumber: Kompas.com
Soal jam malam seperti Depok dan Bogor, Pemprov DKI tengah mengkaji

ILUSTRASI. Warga menikmati pemandangan di Hutan Kota Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta, Senin (24/8/2020). Ruang terbuka hijau di tengah kawasan Ibu Kota tersebut menjadi salah satu tempat wisata alternatif bagi warga usai beraktivitas di masa pandemi COVID-1


DKI JAKARTA - JAKARTA. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta belum memiliki rencana memberlakukan " jam malam" seperti yang diterapkan Pemkot Depok dan Bogor. Kasatpol PP DKI Jakarta, Arifin mengatakan, kebijakan "jam malam" itu masih dievaluasi apakah efektif bila diberlakukan di wilayah Ibu Kota.

"Masih dievaluasi apa itu (kebijakan jam malam) efektif apa tidak efektif, tapi sementara ini kita belum memberlakukan itu," ujar Arifin saat dihubungi, Kamis (3/9/2020).

Pemberlakuan "jam malam" di Depok dan Bogor diperkirakan bakal menyebabkan pergeseran kerumunan. Kerumunan yang biasa terjadi di Bogor dan Depok akan beralih ke Jakarta.

Oleh karena itu, Satpol PP Jakarta bekerja sama dengan Satpol PP Jawa Barat akan memperketat pengawasan penggunaan masker di daerah perbatasan.

Baca Juga: Anies mencemaskan kondisi Jakarta, ini pemicunya

Sedangkan untuk mencegah kerumunan di wilayah Ibu Kota, Satpol PP Jakarta akan menggelar operasi ke kafe, restoran, serta rumah makan.

Arifin mengimbau warga untuk disiplin menjalankan protokol kesehatan sehingga tak perlu memberlakukan kebijakan "jam malam".

"Prinsip kita sebenarnya, kalau pengawasan efektif, ya kemudian masyarakatnya juga disiplin mematuhi protokol kesehatan, kita hindarilah kegiatan istilahnya jam malam itu," ucap Arifin.

Kota Depok kini tengah memberlakukan kebijakan "pembatasan aktivitas warga" yang dianggap serupa jam malam, sejak Senin (31/8/2020) lalu. Dalam kebijakan ini, layanan langsung di toko, mal, supermarket, dan minimarket dibatasi hingga pukul 18.00 WIB.

Selain itu, aktivitas warga dibatasi sampai pukul 20.00 WIB, dengan harapan mampu menekan penularan  Covid-19 wilayah tempat tinggal yang sejauh ini diklaim menyumbang 25-30 persen kasus di Depok.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut, kondisi Ibu Kota tengah mengkhawatirkan karena tingkat penularan Covid-19 semakin meningkat.

Baca Juga: BPJT sampaikan rekomendasi teknis Road Bike Event jalan Tol ke Menteri PUPR hari ini

Menurut Anies, peningkatan angka penularan Covid-19 berbanding lurus dengan jumlah testing yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta.

Anies mengklaim Pemprov DKI Jakarta telah melakukan testing lima kali lebih tinggi dari batas ideal yang ditentukan badan kesehatan dunia (WHO). Dari testing yang dilakukan itu, maka penambahan kasus harian juga semakin meningkat.

"Di Indonesia hanya ada dua provinsi yang (jumlah testing) melampaui angka WHO, yakni Jakarta dan Sumatera Barat. Jakarta sekarang mengkhawatirkan, kenapa? Dalam tiga minggu terkahir, angka (penambahan kasus positif harian) naik terus, artinya apa? Kita mendeteksi banyak, penularan juga terjadi angkanya banyak," kata Anies dikutip dari video KompasTV.

Anies mengimbau warga disiplin menjalankan protokol kesehatan 3M, yakni memakai masker, menjaga jarak, dan rutin mencuci tangan.

Sementara itu, Pemprov DKI sebagai pemangku kebijakan akan mengerjakan 3T, yakni testing (pemeriksaan), tracing (pelacakan), dan treatment (perawatan).

Penambahan jumlah pasien positif Covid-19 di Jakarta kembali mencatat angka tertinggi per Kamis kemarin, yakni 1.406 orang.

Sehingga jumlah akumulatif pasien positif Covid-19 di DKI Jakarta adalah 43.709 orang. Sebanyak 32.424 orang dinyatakan telah sembuh dengan tingkat kesembuhan 74,2 persen. Lalu, 1.253 orang meninggal dunia dengan tingkat kematian 2,9 persen. (Rindi Nuris Velarosdela)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pemprov DKI Kaji Penerapan Jam Malam seperti Depok dan Bogor",

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 Tampilkan Semua
Editor: Yudho Winarto

Terbaru