PRODUKSI SEPEDA - YOGYAKARTA. Tren gowes atau bersepeda sedang naik setelah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa daerah mulai dilonggarkan. Kondisi tersebut tidak terkecuali terjadi di Kota Yogyakarta.
Walaupun tidak menerapkan PSBB akibat pandemi Covid-19 para penghobi sepeda baru muncul bak jamur di musim hujan. Kesempatan tersebut tidak dilewatkan oleh pasangan Nova Pamungkas dan sang istri Yanti Carolina, mereka berdua ikut menyemarakkan tren tersebut dengan memproduksi sepeda berjenis city bike.
Berbeda dengan sepeda yang dijual di pasaran, mereka menjual sepeda dengan tema vintage dan dapat dibuat sesuai selera pemesan.
Sepeda buatannya mereka namai Swaspeda. Bengkel Swaspeda terletak di Jalan Nyi Wijhi Adhisoro, Kecamatan Kotagede, Kota Yogyakarta. City bike yang dibuat memiliki ciri khas sendiri yaitu sadel berwarna coklat, senada dengan hand grip juga berwarna coklat, membuat kental nuansa vintage.
Baca Juga: Harga sepeda gunung Element dibanderol murah meriah
"Berbeda dengan sepeda yang dijual di toko-toko, kami memproduksi sepeda hand-made, peminat juga bisa memilih warna sesuai dengan keinginannya dan bisa diberi nama sesuai keinginan," kata Nova saat dihubungi Kompas.com, Minggu (4/7/2020).
Nova bercerita, awal mula usahanya dimulai saat ia bersama istri memiliki hobi yang sama yaitu bersepeda, dirinya ingin membuat sepeda yang memiliki tampilan menarik dan memiliki ciri khas sendiri.
"Saya dulu juga bersepeda dengan city bike tetapi buatan Jepang, dengan internal gear 3 speed," ucapnya.
Jenis city bike dipilih lantaran jenis ini bisa digunakan oleh siapapun, tidak memandang usia maupun gender dari pengguna.
Untuk menjaga kualitas, pihaknya membatasi produksi, pada saat tren gowes meningkat ini ia hanya berani produksi sekitar 20 sepeda saja, itu pun ia harus menambah peralatan dan sumber daya manusia (SDM).
"Sepeda yang kami buat hand-made jadi membutuhkan waktu yang cukup lama dalam pembuatannya, satu sepeda bisa memakan 7 hingga 14 hari pengerjaannya," tambahnya.