Jabodetabek

TPS3R Lenteng Agung Jadi Bentuk Pengelolaan Sampah Berkelanjutan

Kamis, 27 November 2025 | 22:01 WIB
Diperbarui Kamis, 27 November 2025 | 22:03 WIB
TPS3R Lenteng Agung Jadi Bentuk Pengelolaan Sampah Berkelanjutan

ILUSTRASI. Peresmian TPS3R Lenteng Agung di Jakarta Selatan, Kamis (27/11).


Reporter: Valencia Novanca  | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meresmikan tempat pengolahan sampah berbasis prinsip reduce (pengurangan), reuse (penggunaan kembali), dan recycle (daur ulang) atau TPS3R di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis (27/11).

TPS3R Sinergi Bersih ini menjadi hasil kolaborasi Nestle Indonesia bersama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, World Wide Fund for Nature (WWF) Indonesia, dan Waste4Change Indonesia sebagai bentuk pengelolaan sampah yang berkelanjutan.

Pemprov DKI Jakarta memberikan dukungan teknis, lahan, dan tenaga kerja sebagai komitmen awal fasilitas TPS3R beroperasi dengan optimal,” ujar Dudi Gardesi Asikin, Wakil Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta.

Tujuan keberadaan TPS3R adalah untuk mengurangi timbunan sampah sampai dengan 80% dari yang dikirim ke tempat pembuangan akhir (TPA). Lalu, menjadi model pengelolaan sampah untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi masyarakat.

Baca Juga: Pemprov Jakarta dan Kementerian PU Jalin Kerjasama Pengelolaan Sampah

TSP3R di Lenteng Agung

 

TPS3R, harapannya, juga bisa membuka lapangan kerja baru dan mendorong partisipasi masyarakat untuk memilah sampah sejak dari sumbernya.

Wilayah Jakarta diperkirakan bisa menghasilkan 8.500 ton sampah setiap hari yang tercatat di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Bekasi. Dengan begitu, TPS3R Lenteng Agung akan membantu untuk mengurangi jumlah sampah yang terus menumpuk.

“TPS3R ini membantu sekali untuk menyelesaikan permasalahan sampah yang ada di Indonesia,” ungkap Diaz Hendropriyono, Wakil Menteri Lingkungan Hidup.

Di seluruh Indonesia, sejatinya, terdapat 3.989 TSP3R. Tapi, sekitar 32% di antaranya ada yang mangkrak dan nonaktif. Sementara jumlah bank sampah mencapai 26.000 dengan yang nonaktif sekitar 26%.

Baca Juga: Kelola Sampah Rumah Tangga untuk Tingkatkan Ekonomi Lokal

Krisis sampah sedang terjadi di Indonesia, dengan timbulan mencapai 56 juta ton per hari. Banyak dari sampah tersebut yang tidak terkelola. Pengelolaan sampah hanya sekitar 20,18%-39% saja.

Untuk mengatasi hal tersebut, Diaz menyampaikan rencana selanjutnya, yakni akan membangun TPS3R di seluruh Indonesia sebanyak 1.195 unit, mulai dari Sumatra, Jawa, sampai ke wilayah Timur.

Sebab, dia menegaskan, sampah yang berlebih akan menjadi pencemaran lingkungan, seperti di sungai. Bahkan, sampah plastik yang menjadi partikel kecil akan mencemarkan udara yang kita hirup sehari-hari.

Karena itu, Pemprov DKI dan Kementerian Lingkungan Hidup saat berharap kesadaran masyarakat akan peduli terhadap sampah, sekaligus turut mendukung program Indonesia bebas sampah di tahun 2029.

Selanjutnya: 2 WNI Dilaporkan Tewas dalam Insiden Kebakaran Apartemen di Hongkong

Menarik Dibaca: AC Celest Inverter Meluncur, Midea Tambah Pilihan AC Hemat Energi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Terbaru