PERTANIAN - JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Program Pekarangan Pangan Lestari (P2L) terus mendorong terwujudnya ketahanan pangan, utamanya ketahanan pangan tingkat keluarga.
P2L biasa dilakukan melalui pemanfaatan lahan pekarangan, lahan tidur dan lahan kosong yang tidak produktif, sebagai penghasil pangan dalam memenuhi pangan dan gizi rumah tangga, serta berorientasi pasar untuk meningkatkan pendapatan petani.
Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, berharap program-program yang ada di Kementerian Pertanian dapat meningkatkan ketahanan pangan masyarakat, salah satunya P2L.
"Pertanian itu tidak pernah ingkar janji. Contohnya program Pekarangan Pangan Lestari yang sangat bagus untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, tapi juga menjadi sumber pendapatan sehingga meningkatkan kesejahteraan keluarga,” ujar Mentan SYL.
Baca Juga: Kendali Pangan di Tangan Badan Pangan Nasional
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi, selalu memberikan motivasi kepada para penyuluh dan petani milenial untuk mendampingi masyarakat dalam memanfaatkan lahan pekarangannya.
Ia mengatakan banyak hal yang bisa dilakukan dalam memanfaatkan lahan pekarangan, salah satunya melalui budidaya sayuran.
“Manfaatkan semua limbah rumah tangga untuk diolah menjadi pupuk organik, kemudian aplikasikan pada tanaman yang ada di pekarangan. Jika tidak memungkinkan melakukan budidaya dengan menanam secara langsung di media tanah, bisa juga dengan budidaya secara hidroponik,” ujar Dedi dalam keterangannya, Senin (13/9).
Untuk memaksimalkan P2L, Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YoMa) menerjunkan sejumlah alumni untuk turut mendampingi P2L di Kabupaten Boyolali.
“Sebanyak 30 alumni dari Polbangtan YoMa dan Universitas Gajah Mada telah kami lepas untuk melaksanakan pendampingan petani di bebarapa wilayah Kabupaten Boyolali pada minggu lalu, harapannya agar mereka, para petani milenial ini dapat meresonansi keilmuannya kepada petani di lapangan,” terang Bambang Sudarmanto, Direktur Polbangtan YoMa.
Salah satu Kelompok Petani yang didampingi oleh Tim Pendampingan Polbangtan YoMa yaitu Kelompok Wanita Tani (KWT) Srikandi Desa Sudimoro, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali.
Baca Juga: Pemerintah susun struktur Badan Pangan Nasional, BUMN tetap jadi operator
Bersama dengan Tim Pendampingan Polbangtan YoMa, para anggota KWT berhasil memanen sayuran hasil budidaya pada lahan seluas 800 meter persegi. Sayuran yang berhasil dipanen antara lain yaitu terong, cabai, tomat, kacang panjang, kangkung, pakcoy, dan kembang kol.
Hasil panen tersebut kemudian dikemas dengan menarik dan dijual ke mitra grosir sayuran dari desa setempat yang sebelumnya telah bekerjasama dalam pemasaran produk.
"Tidak hanya mendampingi kegiatan budidaya, kami juga mendorong petani untuk mengemas produk dengan baik dan menarik. Karena packaging menjadi salah satu kunci peningkatan nilai produk, dan ini ranah dan tugas petani milenial untuk dapat masuk dan terlibat aktif,” tambah Bambang.
Menurut Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Teras, Amriyahtun, KWT Srikandi merupakan satu-satunya penerima program P2L Kementan di Kabupaten Boyolali sejak tahun 2019.
“Anggota KWT Srikandi ini sangat antusias dalam melakukan budidaya, sangat baik, dari awal penurunan program hingga sekarang terus terjadi peningkatan. Dari program awal adalah demplot tanaman sayur di lahan, sekarang bertambah rumah kebun bibit,” jelas Amriyah.
Misiyati, Ketua KWT Srikandi mengaku sangat terbantu dan antusias dengan adanya program P2L. Menurutnya program ini terbukti sangat membantu kebutuhan pangan dan perekonomian keluarga terlebih saat pandemi sekarang.
Selanjutnya: Kebun Sawit Rakyat Sudah Berumur Mencapai 2,8 Juta Hektar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News