Upaya Pemprov Jawa Timur menekan laju kenaikan kasus Covid-19

Kamis, 17 Juni 2021 | 19:57 WIB   Reporter: Ratih Waseso
Upaya Pemprov Jawa Timur menekan laju kenaikan kasus Covid-19

ILUSTRASI. Upaya Pemprov Jawa Timur menekan laju kenaikan kasus Covid-19


COVID-19 -  JAKARTA. Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak menuturkan, secara keseluruhan memang terjadi peningkatan kasus Covid-19 di Jawa Timur. Berbagai upaya dilakukan untuk mencegah terjadinya peningkatan kasus yang lebih jauh lagi.

"Saat ini memang status Bangkalan kita ketahui jadi zona merah tapi kita mengidentifikasi ada 4 kecamatan yang terkena indentifikasi zona merah," kata Emil saat Dialog Virtual yang disiarkan di kanal YouTube BNPB, Kamis (17/6).

Khusus di kecamatan tersebut pihaknya mengintensifkan tracing. Serta mengajak masyarakat untuk meningkatkan peran aktif dalam melakukan penanganan terhadap penyebaran covid-19.

Kemudian adanya program Rumah Sehat juga membantu mengatasi ketersediaan tempat isolasi yang ada di Bangkalan. "Karena apabila semuanya ditumpukkan pada 6 Rumah Sakit penyangga di Surabaya tentu ini akan menjadi sangat berisiko karena Surabaya juga sebenarnya menjadi rujukan juga bagi beberapa daerah lain di Jawa Timur," ungkapnya.

Baca Juga: Strategi Provinsi Jawa Tengah kendalikan kenaikan kasus Covid-19

Kemudian, kepada posko desa atau kelurahan untuk kembali efektif melakukan pengawalan PPKM mikro. Sinergi peran Babinsa, Bhabinkamtibmas, tokoh agama, tokoh masyarakat dan kepala desa juga dilakukan untuk mengefektifkan PPKM mikro di Jawa Timur.

Selain itu, percepatan vaksinasi terutama bagi lansia di Jawa Timur juga terus ditingkatkan. Saat ini cakupan vaksinasi lansia di Jawa Timur masih di bawah 30%.

Mengantisipasi pergerakan masyarakat saat Idul Adha mendatang kini Pemprov Jawa Timur sedang mereview apakah penyekatan di wilayah zona merah khususnya Bangkalan akan tetap dilakukan. Mengingat di Madura sendiri perayaan Idul Adha biasanya dilakukan lebih meriah.

Saat ini untuk sistem penyekatan, setiap warga yang keluar masuk dari Pulau Madura ke Pulau Jawa wajib menunjukkan surat negatif tes antigen.

"Kalau merujuk ke tahun lalu saat Idul Adha [tes antigen] aturan itu tidak ada. Ini kemungkinan masih mungkin ada, kalau ini berlanjut artinya kalau ini bertahan [kasus tinggi], ini akan berlaku siapapun yang mobilisasi bahkan saat lebaran haji pun harus telah memenuhi rapid test antigen," jelas Emil.

Selanjutnya: Kasus corona melonjak, WHO minta Indonesia terapkan pembatasan sosial berskala besar

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli

Terbaru