VIRUS CORONA - JAKARTA. Penularan Covid-19 di DKI Jakarta masih tinggi karena Ibu Kota merupakan pusat interaksi. Hal itu diungkapkan oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria.
"Pertanyaannya kenapa masih tinggi? Karena Jakarta sebagai Ibu Kota ini adalah pusat interaksi," ujar Riza dalam keterangan suara, Senin (8/2/2021).
Riza menjelaskan, Jakarta merupakan provinsi dengan tingkat interaksi tertinggi di Indonesia. Tidak heran, lanjut Riza, banyak warga Indonesia yang melakukan aktivitas keluar masuk Jakarta beberapa waktu. Termasuk untuk mereka yang beraktivitas dari luar negeri ke dalam negeri.
"Jakarta sebagai pusat pemerintahan, pusat bisnis, pusat perdagangan, semua di Jakarta. Sehingga kalau interaksi tinggi maka potensi kerumunan tinggi, maka potensi penyebaran juga tinggi," kata Riza.
Baca Juga: Simak pembagian zonasi di PPKM Mikro 9 hingga 22 Februari 2021
Selain itu, lanjut Riza, Pemprov DKI Jakarta juga terus meningkatkan 3T, yaitu Tracing, Testing dan Treatment. Dengan banyaknya tingkat testing dan tracing, maka akan semakin banyak kasus yang ditemukan di DKI Jakarta.
"Di antaranya adalah testing karena testingnya tinggi. Kalau Covid-19 ada yang memang kelihatan," tutur Riza.
Namun hal tersebut merupakan bagian dari pencegahan penyebaran Covid-19 yang lebih masif lagi sehingga peningkatan testing dan tracing memang perlu dilakukan.
Baca Juga: Indonesia catat 8.242 kasus baru virus corona, angka terendah dalam sebulan terakhir
"Jadi cara kami adalah bagaimana mempercepat identifikasi masalah dengan cara testing sehingga kita cepat melakukan langkah-langkah pencegahan," kata Riza.
Data terbaru yang disampaikan pemerintah Senin kemarin, ada penambahan 3.144 kasus baru di Jakarta.
Dari penambahan kasus harian tersebut, kini kumulatif kasus Covid-19 di Jakarta mencapai 296.969 kasus. Dari angka kumulatif tersebut, terdapat 268.785 pasien dinyatakan sembuh, 23.553 pasien masih dalam perawatan dan 4.631 pasien meninggal dunia.
Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta sebelumnya mengungkapkan klaster keluarga masih mendominasi kasus penularan virus Covid-19 di wilayah Jakarta dengan jumlah 612 klaster.
"Klaster keluarga terus meningkat dari minggu ke minggu. Sebanyak 612 klaster keluarga dengan 1.643 kasus positif teridentifikasi pascalibur Nataru (data 3 – 31 Januari), yang mayoritas berasal dari Jabar, Jateng, Jatim, DIY, dan Banten," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Dwi Oktavia.
Baca Juga: Kasus Covid-19 diperkirakan capai 1,7 juta, begini kesiapan anggarannya
Dwi mengatakan penularan dalam klaster keluarga tetap terbilang tinggi meski banyak warga yang memilih berdiam diri di rumah.
"Penularan di keluarga dan komunitas mendominasi, karena persentase warga keluar rumah menurun menjadi 52%, kendati demikian kasus tetap tinggi," tambahnya.
Sementara itu, di DKI Jakarta telah dilakukan testing sebanyak 12x dari standar minimal WHO dalam seminggu, di mana 87% dilakukan untuk melakukan pemeriksaan pada kasus suspek dan kontak erat. Peningkatan kasus juga terjadi lantaran tracing ditingkatkan pada kontak erat kasus positif, yakni 1 kasus positif diperiksa 7 kontak erat.
Proses tracing dibantu 1.427 relawan BNPB yang tersebar di 309 Puskesmas DKI Jakarta.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Penularan Covid-19 Masih Tinggi di Jakarta, Wagub DKI: Karena Pusat Interaksi"
Penulis : Singgih Wiryono
Editor : Sandro Gatra
Selanjutnya: Kasus Covid-19 diperkirakan capai 1,7 juta, begini kesiapan anggarannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News