Warning BMKG: Ada potensi gempa susulan berakibat tsunami di Majene

Jumat, 15 Januari 2021 | 14:16 WIB Sumber: Kompas.com
Warning BMKG: Ada potensi gempa susulan berakibat tsunami di Majene


GEMPA - JAKARTA. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG) mengingatkan adanya potensi gempa susulan yang berakibat tsunami di Majene, Sulawesi Barat. Gempa bermagnitudo 6,2 dilaporkan terjadi di Majene, pada Jumat (15/1/2021) sekitar pukul 02.30 WITA. 

"Masih ada potensi gempa susulan berikutnya yang masih kuat bisa mencapai kekuatan yang seperti sudah terjadi, 6,2 atau sedikit lebih tinggi lagi," kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG) Dwikorita Karnawati dalam Breaking News Kompas TV, Jumat (15/1/2021). 

Dwikorita menuturkan, tsunami dapat terjadi karena ada kemungkinan longsor bawah laut. Longsor diakibatkan karena kondisi batuan yang sudah digoncang gempa sebanyak 28 kali. 

"Memungkinkan terjadinya longsor ke dalam laut atau longsor bawah laut, sehingga berpotensi terjadi tsunami apabila ada gempa susulan berikutnya dengan pusat gempa masih di pantai atau bahkan di pinggir laut," tutur dia. 

Baca Juga: Sejak kemarin, Sulawesi Barat sudah 28 kali diguncang gempa

Oleh karena itu, Dwikorita mengimbau agar masyarakat tidak mendekat ke bangunan yang rentan roboh dan menjauhi daerah pantai. Ia mengingatkan agar masyarakat di daerah pantai segera bergegas menjauh dan pergi ke tempat yang lebih tinggi, apabila terjadi goncangan atau gempa susulan. 

"Segera menjauhi pantai. Untuk sementara menghindari dahulu dari tepi pantai, apalagi kalau nanti merasa goyangan lagi. Tapi kalau sudah jauh dari pantai lebih aman berada di tempat yang lapang," ucapnya. 

Baca Juga: Gempa Majene: Kantor Gubernur Sulbar ambruk, hotel rusak parah

Selain itu, Dwikorita mengatakan, gempa susulan di Majene-Mamuju dapat memungkinkan tsunami yang terjadi secara cepat, seperti peristiwa di Palu pada 2018. Ia memastikan BMKG terus memantau perkembangan pasca-gempa. 

"Jadi tsunami cepat, datangnya pada menit kedua dan ketiga. Ini kekhawatiran ya. Untuk amannya karena situasinya masih terus kami monitor," ujarnya. 

Berdasarkan informasi yang diterima Kompas.com, hingga Jumat (15/1/2021) pukul 11.10 WIB, tercatat 8 orang meninggal dunia dan 637 orang luka-luka akibat gempa. Sebanyak 16.000 orang mengungsi di 10 titik pengungsian, yakni di Desa Kota Tinggi, Desa Lombong, Desa Kayu Angin, Desa Petabean, Desa Deking, Desa Mekata, Desa Kabiraan, Desa Lakkading, Desa Lembang dan Desa Limbua. 

Baca Juga: Warga Majene rasakan guncangan kuat gempa M5,9

Gempa di Kabupaten Mamuju mengakibatkan Hotel Maleo, Kantor Gubernur Sulbar, rumah warga (pendataan), RSUD Mamuju, dan satu unit minimarket rusak berat. Kemudian, jaringan listrik padam, dan komunikasi selular dikabarkan terputus atau tidak stabil. Selain itu, terjadi juga longsor di 3 titik sepanjang jalan poros Majene-Mamuju (akses jalan terputus). 

Tercatat 300 unit rumah rusak, satu unit puskesmas rusak berat serta kantor Danramil Malunda rusak berat. Saat ini, pendataan dan pendirian tempat pengungsian sedang dilakukan. BPBD setempat berkoordinasi dengan TNI-Polri, Basarnas, relawan dan instansi terkait lainnya. 

Adapun kebutuhan mendesak antara lain, sembako, selimut dan tikar, tenda pengungsi, pelayanan medis, terpal, alat berat atau excavator, alat komunikasi, makanan pokok/siap saji, masker, obat-obatan dan vitamin.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "BMKG Ingatkan Potensi Gempa Susulan Berakibat Tsunami di Majene"
Penulis : Nicholas Ryan Aditya
Editor : Kristian Erdianto

 

Selanjutnya: BMKG mencatat gempa magnitudo 6,2 di Majene, Sulawesi Barat, dini hari (15/1)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 Tampilkan Semua
Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Terbaru