MPOX - JAKARTA. Satu dari tiga warga di Jakarta Barat (Jakbar) dirawat intensif di rumah sakit karena diduga suspek virus monkeypox atau cacar monyet.
"Yang dirawat satu orang, dua pasien lagi dirawat di rumah dan sekarang menunggu hasil lab," ujar Kepala Suku Dinas (Kasudin) Kesehatan Erizon Safari, Senin (2/9/2024).
Belum ada hasil pemeriksaan laboratorium dari ketiga orang yang diduga terpapar cacar monyet. Sejauh ini, mereka dipastikan masih suspek cacar monyet.
"Belum ada konfirmasi laboratorium. Jadi masih suspect," kata Erizon.
Dinkes Provinsi Jakarta sebelumnya mencatat, ada 59 kasus monkeypox atau cacar monyet di Jakarta selama Oktober 2023 hingga Agustus 2024.
"Menurut data yang kami peroleh, total ada 59 kasus terkonfirmasi dari 13 Oktober 2023 hingga 19 Agustus 2024," ujar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jakarta Ani Ruspitawati.
Ani menuturkan, 59 pasien monkeypox tersebut berusia 21-50 tahun. Ke-59 kasus itu tersebar di delapan kecamatan Jakarta.
"Ditemukan di Ciracas, Grogol, Jatinegara, Kebon Jeruk, Matraman, Pasar Minggu, Tanah Abang, dan Tanjung Priok," kata Ani.
Asal-usul cacar monyet
Monkeypox atau cacar monyet adalah penyakit infeksi virus yang ditularkan hewan ke manusia. Gejala penyakit ini mirip dengan penyakit cacar air. Kasus ini pertama kali ditemukan menyerang anak laki-laki di usia sembilan tahun di Republik Demokratik Kongo, pada 1970 silam.
Penyakit sejenis ternyata juga banyak menyerang warga yang tinggal di pedesaan sekitar hutan hujan di Kongo, wilayah Benin, Kamerun, Republik Afrika Tengah, Gabon, Pantai Gading, Liberia, Nigeria, Sierra Leone, dan Sudan Selatan.
Wabah cacar monyet berskala besar pun sempat menerjang Nigeria sejak 2017 lalu. Temuan kasus di atas 500 orang, lebih dari 200 orang terkonfirmasi mengidap cacar monyet, dan tiga persen di antaranya meninggal dunia.
Memasuki tahun 2003, wabah cacar monyet kali pertama menjangkiti wilayah luar Afrika, yakni terjadi di AS.
Menurut ahli, penderita bisa tertular penyakit ini setelah kontak fisik dengan anjing yang terinfeksi cacar monyet.
Dari hasil penyelidikan, hewan ini tertular dari hewan tikus berkantung gambia dan dormice yang diimpor dari Ghana.
Dari satu kasus itu, cacar monyet menyerang 70 penderita di AS. Pada medio 2018 sampai Mei 2022, penyakit ini juga dilaporkan menyerang warga di Israel, Inggris, dan negara lainnya.
Kini, kasus cacar monyet telah ditemukan di Indonesia, tidak terkecuali wilayah Jakarta.
Siapkan stok vaksin
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menyiapkan vaksin untuk masyarakat yang mengidap cacar monyet.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pemerintah sudah menyiapkan vaksin yang diimpor buat menanggulangi kasus Mpox.
"Aman, tenang itu (vaksin), tenang," kata Budi di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta.
Pemerintah sampai saat ini masih mengutamakan memberikan vaksin Mpox kepada kelompok tertentu, seperti pengidap human immunodeficiency virus (HIV).
Akan tetapi, Budi menyampaikan distribusi vaksin Mpox ke berbagai rumah sakit pemerintah dan swasta bakal dilakukan.
"Vaksin Mpox kita berikan. Mpox itu enggak menular, di situ-situ saja, jarang. Itu biasanya ke kelompok tertentu kayak HIV. Jadi, yang kita vaksin di kelompok itu-itu dulu, dan yang swasta (rumah sakit) nanti kita juga sebarkan," kata Budi.
Saat ini, masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan tidak terpancing kabar burung. Masyarakat pun diminta terus menerapkan perilaku hidup bersih sehat (PHBS) buat mencegah terjangkit Mpox.
"Yang penting perilakunya baik, karena kayak HIV itu (penularan Mpox)," ucap Budi.
(Reporter: Rizky Syahrial | Editor: Jessi Carina)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tiga Warga Jakbar Suspek Cacar Monyet, Satu Orang Dirawat di RS"
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Berita Terkait
Internasional