BALI - BALI. Kondisi perekonomian Provinsi Bali terpuruk cukup dalam akibat pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung lebih dari 14 bulan.
Di saat ekonomi hampir semua provinsi lain di Tanah Air sudah mengalami pertumbuhan, ekonomi Bali justru semakin kontraksi dimana pada kuartal I 2021 tercatat minus 9,85%.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho mengatakan, keterpurukan ekonomi Bali ini disebabkan karena sangat bergantung pada sektor pariwisata dimana kontribusinya terhadap Produk domestik bruto (PDB) Bali mencapai 52,3%.
"Kunjungan wisatawan sebagai lokomotif ekonomi Bali. Lokomotifnya ini berhenti, lalu gerbong di belakangnya berhenti. Begitu lokomotif berhenti, petani uang produksi beras juga tidak bisa jalan, penjualan salak juga tidak bisa jalan," papar Trisno dalam Media Gathering Himbara di Bali, Jumat (28/5).
Menurutnya, kondisi tidak bisa dibiar begitu saja. Bali sangat membutuhkan bantuan untuk bisa bertahan. Dorongan pemerintah untuk melakukan Work From Bali (WFB) dinilai Trisno sangat tepat untuk saat ini untuk membantu Bali karena larangan wisatawan asing masih berlaku.
Baca Juga: Pandemi menggerus simpanan masyarakat Bali di bank
Trisno berharap program Work From Bali dapat berjalan maksimal dan masyarakat tidak perlu takut untuk ke Bali untuk berwisata, karena semua kegiatan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
"Bali perlu bantuan, kegiatan work from Bali yang disampaikan Pak Luhut (Menko Maritim dan Investasi) sempat viral di media sosial. Mereka yang memandang langkah itu negatif, mereka tidak merasakan, betapa susahnya Bali," kata Trisno.
WFB merupakan salah satu usulan BI agar memancing wisatawan. Saat ini tingkat pengangguran di Bali sudah berada di urutan ke 20 di Indonesia. Padahal sebelum pandemi tercatat sebagai provinsi dengan pengangguran terendah di Indonesia.
Baca Juga: PNS dengan kriteria ini bisa kerja dari resort di Bali, dibiayai negara