5 fakta kabut asap ekstrem yang melanda Palembang: 500 sekolah diliburkan

Selasa, 15 Oktober 2019 | 06:06 WIB   Reporter: kompas.com
5 fakta kabut asap ekstrem yang melanda Palembang: 500 sekolah diliburkan


3. Angin, salah satu penyebab kabut asap ekstrem

Kepala kantor Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Kenten Palembang Nuga Putratijo mengatakan, penyebab kabut asap ekstrem yang terjadi di Palembang karena arah angin. Menurut Nuga, setelah dilakukan analisis, arah angin saat ini masih dominan dari Timur Tenggara ke Selatan.

Sehingga, apabila terjadi kebakaran wilayah Timur Tenggara dan Selatan, asap dapat langsung masuk ke Palembang. "Adanya kiriman asap dari daerah lain,seperti perbatasan Jambi juga menjadi faktor masuknya asap.

Ditambah Angin permukaan, berbalik arah,sehingga terjadi kepekatan pada hari ini," kata Nuga, Senin (14/10/2019). Musim kemarau pada tahun ini menurut Nuga lebih kering dibandingkan pada 2018 lalu. Sementara,hujan turun diprediksi berlangsung pada (17/10/2019).

Baca Juga: Karhutla di Dumai dan Siak berkurang signifikan berkat restorasi gambut

"Konsentrasi asap penyebabnya adalah angin," ujarnya.

4. Dirikan "Safe House"

Safe House atau rumah singgah langsung didirikan di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang untuk mengantisipasi adanya warga yang terkena dampak akibat terpapar kabut asap. Dua orang tenaga medis, serta oksigen pun telah disiapkan di sana. Lokasi bandara SMB II dijadikan Safe House pun dikarenakan merupakan salah satu wilayah terparah yang terkena dampak karhutla.

"Ada air dan masker gratis yang disiapkan untuk warga. Jika ada penumpang yang sesak nafas mendadak sebelum berangkat ke Bandara bisa lebih dulu melakukan cek kesehatan," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sumsel Nasrun Umar.

Baca Juga: Pemerintah sebut ada 16,38 juta ha luas lahan tutupan kebun sawit

Selain mendirikan rumah singgah, menurut Nasrun, mereka juga menyediakan layanan medis darurat melalui call center 119. Warga yang terpapar asap bisa langsung menghubungi nomor tersebut. Baca juga: BMKG Sebut Angin Jadi Penyebab Kabut Asap Ekstrem di Palembang

5. Warga mulai keluhkan kesehatan

Ami (43) warga Kecamatan Gandus mulai mengeluhkan kondisi, kabut asap yang tak kunjung usai. Bahkan, malah menjadi parah. Kondisi ini pun pernah dirasakan Ami pada 2015 lalu, dimana kabut asap pekat menyelimuti kota Palembang.

"Sebetulnya kami sudah merasakan satu bulan lebih kabut asap. Tapi hari ini terparah, abu kebakaran itu sampai masuk ke rumah. Anak saya juga merasakan sesak napas,"kata Ami, kepada Kompas.com, Senin (14/10/2019).

Selain debu kebakaran masuk ke rumah, jarak pandang pun ikut menurun pada pagi hari. Sekitar pukul 06.00 WIB, Ami pun melihat jarak pandang hanya sampai beberapa meter. "Pagi ke warung, tapi sudah tidak terlihat jalan. Mata sangat perih. Anak saya sekarang tidak boleh keluar, karena asapnya memang sangat parah," ucapnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Fakta Kabut Asap Terekstrem di Palembang: 500 Sekolah Diliburkan, Angin Dituding Jadi Penyebab"
Penulis : Kontributor Palembang, Aji YK Putra
Editor : Aprillia Ika

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Terbaru