VIRUS CORONA - JAKARTA. Ketua Umum DPD Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) DKI Jakarta Sarman Simanjorang mengatakan, animo mudik masyarakat untuk merayakan hari raya Idul Fitri di tahun ini akan ditentukan dalam waktu dua bulan ke depan.
"Dilihat dulu dua bulan ke depan ini kira-kira virus corona perkembangannya bagaimana. Apakah memang pada posisi ada penurunan, atau apakah pada posisi ada peningkatan," ujar Sarman kepada Kontan.co.id, Jumat (20/3).
Baca Juga: Mulai Senin, bioskop Cinema XXI di Jakarta bakal tutup hingga 5 April
Sarman mengatakan, apabila situasi ini terus berlanjut maka sudah dapat dipastikan kecenderungan masyarakat unduk melakukan mudik lebaran akan sangat berkurang. Namun, apabila kondisi dua bulan ke depan bisa sedikit lebih baik, maka bisa saja animo masyarakat untuk mudik akan sedikit meningkat.
Kemudian, Sarman menjelaskan memang salah satu puncak perputaran uang di Indonesia yang paling tinggi adalah pada saat musim mudi lebaran. Itu karena, ketika lebaran masyarakat kota akan banyak menghabiskan uangnya untuk berwisata di kampung halamannya masing-masing.
"Jadi, memang ekonomi daerah itu akan sangat bergairah ketika terjadi mudik besar-besaran saat Idul Fitri. Namun, jika tidak terjadi mudik besar-besaran maka perputaran uang dan permintaan uang dari kota ke daerah pasti akan mengalami penurunan yang luar biasa," jelasnya.
Tak hanya itu, potensi penurunan pemudik di tahun ini juga akan sangat berpengaruh kepada penurunan produktivitas serta pertumbuhan ekonomi di daerah. Untuk saat ini saja, kata Sarman, indikasi penurunan perputaran ekonomi sudah mulai terlihat.
Baca Juga: Dampak virus corona, pedagang pasar Cipadu Tangerang keluhkan menurunnya pembeli
"Di tengah peristiwa ini, sudah dapat dipastikan masyarakat menjadi lebih selektif dan berhati-hati dalam berbelanja. Hanya saja kita masih punya waktu dua bulan lagi, dalam waktu ini kita lihat bagaimana animo mudik masyarakat," ungkap Sarman.
Sarman yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Kadin DKI Jakarta, memaparkan ada beberapa sektor yang nantinya paling terdampak dari adanya penurunan pemudik di tahun ini.
Sektor pertama adalah transportasi, baik darat, udara, laut, dan juga agen travel. Kedua, sektor pangan seperti kuliner khas daerah. Ketiga, sektor pusat perbelanjaan termasuk juga usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di daerah.
Baca Juga: Mulai Senin, MRT Jakarta hanya beroperasi jam 06.00-20.00 WIB
"Semua akan tergantung pada daya beli masyarakat. Pada saat kondisi seperti ini, yang paling utama adalah bagaimana menggenjot ekonomi di daerah itu melalui sektor UMKM misalnya," lanjut Sarman.
Hal ini dikarenakan, sektor UMKM akan sangat terdampak apabila terjadi penurunan pemudik di tahun ini. Padahal, biasanya sektor inilah yang menjadi andalan dan sangat diuntungkan pada saat musim mudik tiba.
"Jadi, ini semua tergantung kondisi dua bulan ke depan. Saya yakin yang mudik tetap ada, tapi kemungkinan angkanya sudah pasti turun drastis," kata Sarman.
Baca Juga: Gubernur DKI minta perkantoran tutup selama 14 hari sejak 20 Maret
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News