Ahok cuti, Qlue catat keluhan ke Pemprov DKI naik

Kamis, 01 Desember 2016 | 12:15 WIB   Reporter: Adi Wikanto
Ahok cuti, Qlue catat keluhan ke Pemprov DKI naik


JAKARTA. Marketing Communications Manager Qlue, Elita Yunanda, mencatat tingkat ketidakpuasan pengguna yang semakin tinggi terhadap tindak lanjut laporan oleh jajaran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Pengguna turut menyoal respons hingga kualitas tindak lanjut dari setiap laporan yang dikerjakan dinas maupun satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait.

"Selama hampir empat bulan belakangan ini memang banyak user yang mengeluhkan kinerja aparat pemerintah yang kurang maksimal menindaklanjuti setiap laporan warga melalui aplikasi Qlue," kata Elita melalui keterangan tertulis kepada Kompas.com, Kamis (1/12/2016).

Dia menjelaskan, berdasarkan data pada Agustus-September 2016, ada 82.983 laporan yang masuk ke aplikasi Qlue. Dari puluhan ribu laporan tersebut, 14,3% mendapat tingkat kepuasan rating rendah skala satu sampai dua.

Sementara menurut data per Oktober-November 2016, ada 77.496 laporan yang masuk dan 16,06% mendapat rating tingkat kepuasan pengguna yang rendah. Adapun kualitas tindak lanjut laporan yang sering dikeluhkan pengguna salah satunya soal parkir liar.

"Dari 23.683 laporan yang masuk tentang parkir liar untuk periode Agustus-November 2016, hampir 56 persen merupakan feedback yang kurang baik, atau dapat rating rendah, satu sampai dua dari skala maksimal lima. Kami dapat menyimpulkan bahwa yang menempati ranking teratas juga mengalami penurunan kinerja, tetapi bukan lantas kinerja mereka buruk, hanya saja berpengaruh terhadap tingkat kepuasan warga yang pakai aplikasi Qlue," tutur Elita.

Hal yang membuat pengguna tidak puas adalah cara tindak lanjut laporan yang kerap disamakan dengan istilah TL (tindak lanjut) abal-abal atau TL asal hijau. Dalam sebuah forum di Qlue pun, banyak pengguna yang mendiskusikan hal ini.

"Contoh laporan dan pelapor abal-abal adalah laporan yang mengindikasikan untuk mendongkrak nilai poin kelurahan-kelurahan. Yang patut dicurigai sebagai pelapor abal-abal adalah melapor di kelurahan sendiri, proses sendiri, bahkan TL sendiri; sering berganti-ganti avatar, misalkan staf kelurahan yang menyamar pakai avatar warga biasa dan membuat laporan sendiri; dan seterusnya dan seterusnya," demikian penggalan diskusi dalam salah satu forum di Qlue.

Menurut Elita, sistem di Qlue baru bisa menentukan peringkat berdasarkan aspek kuantitatif laporan yang telah dikerjakan, belum menyasar pada kualitas penanganan laporan tersebut.

Dalam waktu dekat, sistem yang bisa mendata kualitas penanganan laporan akan diterapkan guna memeroleh penilaian peringkat yang fair atau adil. Sementara pihak Qlue mengembangkan sistemnya ke arah sana, para pengguna punya cara sendiri dalam melihat setiap tindak lanjut laporan.

Bila ada laporan yang mencurigakan atau diduga untuk TL abal-abal, mereka menandainya dengan istilah "PA" atau pelapor abal-abal.

(Andri Donnal Putera)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto

Terbaru