VIRUS CORONA - JAKARTA. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, belum ada keputusan soal pembelajaran tatap muka di sekolah di wilayah Provinsi DKI Jakarta.
"Jadi saat ini belum ada keputusan apakah bulan Januari itu akan mulai belajar di Sekolah atau tidak," ujar Anies saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (23/11/2020).
Anies sudah mendapat informasi terkait rencana pembelajaran tatap muka di sekolah dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Namun, lanjut Anies, Pemprov DKI Jakarta akan melakukan kajian lebih dalam terkait kondisi DKI Jakarta saat ini. "Dalam bulan Desember ini kami mengkaji lebih jauh di Jakarta karena kondisinya di tiap daerah beda-beda," ujar Anies.
Pada prinsipnya, lanjut Anies, Pemprov DKI Jakarta akan memberikan prioritas pada keselamatan anak-anak di masa pandemi Covid-19. Pemprov DKI mengambil kebijakan penutupan sekolah sejak 16 Maret 2020 lalu. Untuk itu, kata Anies, keputusan akan diambil setelah mempertimbangkan banyak aspek dan berkonsultasi dengan banyak ahli di bidang kesehatan.
"Kami akan konsultasi juga dengan ikatan-ikatan ahli di bidang kesehatan, di bidang pendidikan sehingga keputusan kita berdasarkan situasi di Jakarta," kata Anies.
Baca Juga: 10 Faktor yang perlu dipenuhi sekolah agar dapat izin pembelajaran tatap muka
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Zita Anjani sebelumnya mendukung penuh keputusan Menteri Pendidikan Nadiem Makarim terkait pembukaan belajar tatap muka di sekolah dengan berbagai ketentuan. "Sebagai unsur Pimpinan DPRD DKI Jakarta yang fokus terhadap pendidikan, saya sangat mendukung keputusan ini," ujar dia dalam keterangan tertulis, Minggu (22/11/2020).
Zita mengatakan, kesempatan anak-anak untuk bersekolah kembali sudah ditunggu banyak orang. Dia bahkan merasa terharu ketika Nadiem Makarim memutuskan belajar tatap muka di sekolah bisa direalisasikan awal 2021. "Sejujurnya saya menangis ketika mendengar kabar ini, doa-doa saya dan ibu-ibu lainnya terjawab," kata Zita.
Dia mengaku sudah mengusulkan belajar tatap muka di sekolah segera dilakukan berulang kali. Menurut dia, anak-anak dan sekolah adalah satu kesatuan yang sudah tidak bisa dipisahkan. Dia mengatakan, salah satu bukti adalah ketika ada seorang pelajar yang memilih mengakhiri hidupnya karena pembelajaran jarak jauh (PJJ).
"Seperti kasus seorang siswa di Kalimantan yang bunuh diri akibat stress tugas menumpuk, dan juga kasus seorang ibu yang tega membunuh anaknya (di Tangerang) akibat emosi sekolah daring," kata dia.
Sebelumnya, Menteri Nadiem Makarim mengatakan, pembukaan pembelajaran tatap muka diputuskan oleh pemerintah daerah (pemda), komite sekolah, dan orangtua murid. Nadiem menegaskan bahwa belajar tatap muka tidak diwajibkan karena masih masa pandemi Covid-19.
"Memang sudah diberikan izin ke Pemda bagi daerah yang sudah siap belajar tatap muka. Memang diperbolehkan, tapi, tidak diwajibkan, karena masih pandemi," ungkap Nadiem Makarim dalam acara press conference secara daring, Jumat (20/11/2020).
Dia mengatakan, apabila sekolah di masing-masing daerah sudah diberikan belajar tatap muka, maka harus mempersiapkan segala kesiapannya, agar pelaksanaannya bisa berjalan lancar dan baik. Namun, bila daerah yang berada di zonasi risiko atau merah, maka tidak ada pemberian izin belajar tatap muka di Tahun Akademik 2020/2021.
Adapun sekolah yang sudah belajar tatap muka, maka siswanya tidak diperbolehkan untuk kegiatan olahraga maupun ekstrakurikuler. Pasalnya, bila melaksanakan kegiatan itu, maka bisa menyebabkan kerumunan yang tidak diinginkan oleh pemerintah.
"Anak-anak yang sudah belajar tatap muka, kalau sudah selesai belajar langsung pulang. Orangtua tidak boleh menunggu siswa di sekolah, istirahat di luar kelas, pertemuan orang tua dan murid, itu tidak di perbolehkan. Artinya belajar tatap buka bukan kembali ke sekolah seperti normal," ujar dia.
Dia menambahkan, pada prinsipnya kebijakan pendidikan di masa pandemi ini, memang masih mengutamakan kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga, dan masyarakat. Bukan hanya sekedar memutuskan bisa belajar tatap muka atau tetap belajar dari rumah.
"Lalu tumbuh kembang peserta didik dan kondisi psikososial juga menjadi pertimbangan layanan pendidikan selama masa pandemi Covid-19. Jadi harus benar-benar dipertimbangkan, bisa kembali belajar tatap muka atau tidak," pungkas Nadiem.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Anies Sebut Belum Ada Keputusan Pembukaan Sekolah Januari 2021"
Selanjutnya: Doni Monardo: Tak ada alasan bagi masyarakat untuk tolak pelacakan kontak
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News