Apa Dampak Bibit Siklon Tropis 91W dan 99W Saat Kemarau di Indonesia? Ini Kata BMKG

Rabu, 17 Juli 2024 | 03:35 WIB Sumber: Kompas.com
Apa Dampak Bibit Siklon Tropis 91W dan 99W Saat Kemarau di Indonesia? Ini Kata BMKG

ILUSTRASI. BMKG mendeteksi kemunculan dua bibit siklon saat Indonesia memasuki musim kemarau pada Juli-Agustus 2024. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto


BMKG - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi kemunculan dua bibit siklon saat Indonesia memasuki musim kemarau pada Juli-Agustus 2024. 

Berdasarkan pantauan BMKG, Selasa (16/7/2024) pukul 07.00 WIB, bibit siklon tropis 91W terdeteksi di Laut Filipina, tepatnya di 8,7 derajat lintang utara dan 127,9 bujur timur. 

Sementara bibit siklon tropis 99W terpantau berada di daratan Laos tepatnya di 17,6 derajat lintang utara dan 105,4 bujur timur. 

Lantas, apa dampak bibit siklon 91W dan 99W di Indonesia? 

Dampak bibit siklon tropis 91W di Indonesia 

Bibit siklon 91W berpotensi memberikan dampak terhadap kondisi cuaca maupun perairan di Indonesia dalam 24 jam ke depan berupa hujan dengan intensitas sedang-lebat di wilayah Sulawesi Utara dan Maluku Utara. 

Sistem tersebut juga menyebabkan gelombang dengan ketinggian 1,25-2,5 meter di Laut Maluku, Perairan Kepulauan Sangihe-Talaud, Samudera Pasifik utara Papua, Laut Halmahera, dan Perairan Halmahera. 

Dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Selasa, BMKG mengatakan bibit siklon 91W bergerak dengan kecepatan angin maksimum 15 knots atau sekitar 28 kilometer per jam dengan tekanan udara 1.000 hPa. 

Baca Juga: Suhu Mencapai 5 Derajat Celsius, Kawasan gunung Bromo Diselimuti Es

Pengamatan dari citra satelit Himawari-9 kanal Enhanced-IR menunjukkan, aktivitas konvektif mulai terpantau di utara sistem tersebut dalam enam jam terakhir, namun belum menunjukkan pola siklogenesis yang khas. 

Adapun, siklongenesis adalah perkembangan atau menguatnya sirkulasi siklon di atmosfer. 

“Berdasarkan analisis angin perlapisan menunjukkan adanya sirkulasi siklonik pada lapisan permukaan hingga lapisan menengah (500 mb),” jelas BMKG. 

BMKG menerangkan, kondisi lingkungan di sekitar bibit siklon 91W yang mendukung perkembangan sistem ini adalah lokasi perairan yang hangat dengan suhu 30-32 derajat Celsius. 

Faktor lain yang berkontribusi pada pertumbuhan bibit siklon tropis 91W adalah kelembapan udara yang cukup basah pada lapisan bawah hingga atas, vertical wind shear atau perubahan arah dan kecepatan angin seiring bertambahnya ketinggian di atmosfer dalam kategori lemah dengan kekuatan 5-10 knots. 

Baca Juga: Sampai Kapan Cuaca Dingin Kemarau Indonesia Berlangsung? Ini Penjelasan BMKG

Vortisitas kuat di lapisan bawah hingga menengah dengan kekuatan 850-500 hPa serta divergensi lapisan atas dalam kategori sedang sebesar 10-20 s-1 juga memicu pertumbuhan bibit sikon 91W. 

Di sisi lain, faktor yang tidak mendukung pertumbuhan bibit siklon 91W adalah konvergensi lapisan bawah dalam kategori lemah-sedang sebesar 5-15 s-1. 

Dalam 24 jam ke depan bibit siklon tropis 91W berpeluang rendah menjadi siklon tropis dan bergerak ke arah barat-barat laut.

Dampak bibit siklon tropis 99W di Indonesia 

Bibit siklon 99W dapat memengaruhi kondisi cuaca maupun perairan di Indonesia dalam 24 jam ke depan berupa gelombang 1,25-,25 meter di Laut Natuna utara dan Selat Malaka bagian utara. 

BMKG menjelaskan, bibit siklon 99W bergerak dengan kecepatan angin maksimum 15 knots atau sekitar 28 kilometer per jam dan tekanan udara 1006,7 hPa. 

Pengamatan dari citra satelit Himawari-9 kanal Enhanced-IR menunjukkan, aktivitas konvektif yang konsisten masih terpantau terutama di barat sistem dalam enam jam terakhir. 

Berdasarkan analisis angin perlapisan, masih terpantau sirkulasi siklonik pada lapisan bawah hingga lapisan menengah, namun pada lapisan permukaan sirkulasi sudah terlihat menyebar. 

BMKG mengatakan, kondisi lingkungan di sekitar bibit siklon 99W yang mendukung pertumbuhan sistem ini adalah vortisitas yang kuat dan kelembapan udara yang cukup basah pada lapisan bawah hingga menengah sebesar 850-700 mb. 

Baca Juga: Ini 5 Provinsi Rawan Karhutla dan Kekeringan Saat Kemarau

Namun, ada pula beberapa faktor yang tidak mendukung pertumbuhan bibit siklon 99W, yakni lokasi sistem ini yang berada pada daratan luas. 

Faktor lainnya adalah vertical wind shear dalam kategori kuat sebesar 30-40 knots, konvergensi lapisan bawah dalam kategori lemah sebesar 5-10 s-1, dan divergensi lapisan atas dalam kategori lemah sebesar 5-10 s-1. 

“Dalam 24 jam ke depan bibit siklon tropis 99W berpeluang rendah menjadi siklon tropis dan bergerak ke arah barat-barat laut,” imbuh BMKG. 

Itulah beberapa dampak yang ditimbulkan bibit siklon 91W dan 99W bagi wilayah Indonesia.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "BMKG Deteksi Bibit Siklon Tropis 91W dan 99W Saat Musim Kemarau, Apa Dampaknya di Indonesia?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 Tampilkan Semua
Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Terbaru