Aroma kopi Sipirok memikat eksportir Korea Selatan

Selasa, 25 Oktober 2016 | 20:52 WIB Sumber: Antara
Aroma kopi Sipirok memikat eksportir Korea Selatan


SIPIROK. Eksportir asal Korea Selatan tertarik dengan Kopi Sipirok yang cita rasanya memiliki khas tersendiri dan dinilai mampu bersaing dengan kopi jenis lainnya.

"Mutu Kopi Sipirok sudah tidak diragukan lagi dan sudah mampu bersaing dengan kopi terkenal lainnya di dunia seperti kopi dari Brazil dan Afrika," kata eksportir asal Korea Selatan Mr.Kim di Sipirok, Selasa (25/10), usai menyambangi Angkola Kopi Sipirok (AKS) Coffee.

Ia mengatakan, dirinya sengaaj datang dan menggelar pertemuan dengan pengusaha Angkola Kopi Sipirok, Sholi Pohan, untuk mengajak kerja sama berkelanjutan dalam hal pengembangan dan pemasaran kopi tersebut di negara asalnya.

Melihat potensi komoditi Kopi Sipirok, ia menawarkan agar AKS Coffee mau menyanggupi kebutuhan kopi untuk PT. KIM hingga takaran container.

"Kopi Sipirok bisa lebih dicintai masyarakat negara Korea sepanjang AKS Coffe mau kasih kita barang sebanyak-banyaknya," katanya yang pada kesempatan itu juga menyempatkan melakukan cupping test (tes cita rasa) kopi Sipirok.

Pemilik AKS Coffe, Sholi Pohan, mengatakan, pihaknya belum mampu membutuhi kopi permintaan pasar Korea karena untuk menutupi permintaan pasar lokal saja ia cukup kewalahan.

"Kunjungan Korea ini sudah belasan kali, tujuan mengenai kerja sama berkelanjutan, namun karena keterbatasan produksi kopi, permintaan Korea kita batasi," katanya.

Tidak hanya negara Korea, Amerika, China, Australia, Singapura dan negara lain juga sudah meminta AKS Coffe untuk melakukan kerja sama.

"Apa boleh buat, permintaan negara luar itu tidak kita lanjuti berhubung produksi kopi kita tidak memungkinkan membutuhi permintaan mereka," katannya.

Kopi yang menjadi andalan AKS Coffee, lanjut dia, adalah jenis coffee speciality, kemudian arabica, luwak dan peaberry dengan harga yang bervariasi mulai Rp200 ribu hingga Rp2,5 juta per kilogram.

Lebih jauh ia berharap petani dan pemerintah daerah selaku fasilitator dapat menangkap peluang bisnis dari komoditi kopi tersebut, mengingat pangsa pasarnya yang sudah cukup jelas.

"Saya optimistis bila diseriusi melalui biji kopi akan mampu menambah pendapatan masyarakat petani selain dari komoditi lainnya seperti padi, karet, dan jagung," katanya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto
Terbaru