Selama ini, katanya, baru ada dua nama yang diusulkan untuk menjadi nama bandara tersebut, yakni KH Abdul Halim yang merupakan pahlawan nasional kelahiran Majalengka. Satu lagi adalah Bagus Rangin yang merupakan tokoh perjuangan yang juga dari Majalengka.
"Untuk nama kan pemerintah daerah yang mengusulkan, melalui DPRD, ke Kementerian Perhubungan, dilakukan kajian, baru disahkan. Selama ini pun belum ada nama bandara dinamai Bandara BJ Habibie," terangnya.
BJ Habibie, katanya, selalu diidentikkan dengan dunia penerbangan, karena merupakan inovator di bidang tersebut. Terlebih, katanya, Habibie sempat sekolah di SMAK Dago dan kuliah di Institut Teknologi Bandung.
Baca Juga: Kementerian ESDM: Revisi UU Minerba tidak khususkan soal kontrak PKP2B
Pertemuannya pertamanya dengan Hasri Ainun Besari, bahkan pernikahannya, pun dilaksanakan di Ibu Kota Jawa Barat tersebut. "Kalau nama Habibie, memang sudah diidentikkan dengan dunia penerbangan, pakar penerbangan, bukan hanya di Indonesia tapi tingkat dunia," bebernya.
Bandara Kertajati kini melayani 9 rute penerbangan dengan 15 kali penerbangan atau 30 kali pergerakan setiap harinya. Bandara ini melayani sekitar 2.500 sampai 3.000 penumpang per hari.
Bandara Kertajati memiliki luas 1.800 hektare dan pembangunannya memakan biaya Rp 2,6 triliun. Bandara ini merupakan bandara kedua terbesar di Indonesia setelah Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang.