RIPMI juga mengamati pergerakan indeks suplai rumah di Bandung dalam satu periode terakhir. Tercatat, pada kuartal III 2021, indeks suplai rumah meningkat signifikan sebanyak 13,6% (quarter-to-quarter) dibandingkan kuartal II 2021.
Peningkatan indeks suplai pun tak hanya terjadi secara kuartalan, namun juga secara tahunan. Bahkan peningkatan indeks suplai rumah di Bandung secara tahunan sangat tajam, yakni mencapai 65,6% (year-on-year) di kuartal III 2021.
Marine menambahkan bahwa adanya kenaikan indeks suplai rumah di wilayah Bandung secara umum dan Bandung Barat secara khusus mengindikasikan bahwa terjadi pemulihan tren properti. Selain itu indeks suplai rumah yang meningkat tajam tentunya juga mengindikasikan bahwa demand atau permintaan pasar mulai menguat.
Kondisi ini sejalan dengan membaiknya pandemi Covid-19 di Indonesia, khususnya pada area Jawa Bali. Selain itu kepercayaan diri pengembang untuk menghadirkan produk rumah tapak ke pasar juga dilatarbelakangi oleh persentase vaksinasi yang terus menguat dimana sampai dengan minggu pertama November 2021, penyuntikan vaksin Covid-19 telah mencapai lebih dari 200 juta suntikan.
"Wilayah Bandung Barat saat ini menjadi area yang prospektif bagi para pencari hunian. Apalagi lokasinya sangat strategis dan terkoneksi dengan akses Tol Purbaleunyi dan Tol Cipularang maupun Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang dijadwalkan untuk selesai akhir tahun 2022 mendatang. Dengan indeks harga yang trennya belum mengalami kenaikan sementara indeks suplai sedang naik tajam merupakan kesempatan yang bagus bagi pencari hunian yang membutuhkan dan sudah siap untuk melakukan pembelian, atau bagi investor yang akan menambah portofolio investasinya," ujarnya.
Baca Juga: Biaya membengkak, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dapat PMN Rp 4,3 triliun
Ia mengatakan, para pencari hunian di wilayah Bandung Barat yang pertama kali akan membeli rumah bisa mendapatkan berbagai informasi yang dibutuhkan, mulai dari informasi seputar dan rencana infrastruktur wilayah hunian yang menjadi incaran, informasi perbandingan harga properti satu lokasi yang sama maupun di sekitarnya, maupun simulasi KPR, kesemuanya bisa didapatkan di Rumah.com.
Sementara itu, hingga awal November ini progres pembangunan KCJB telah mencapai sekitar 80 % dan ditargetkan bisa beroperasi pada akhir 2022. Kehadiran KCJB ini nantinya diharapkan dapat memangkas waktu tempuh Jakarta-Bandung menjadi lebih efisien dan lebih cepat karena hanya butuh waktu sekitar 46 menit saja.
Kereta Cepat Jakarta-Bandung memiliki panjang lintasan 142,3 kilometer dan semula direncanakan untuk berangkat dari Stasiun Halim di Jakarta, singgah di Stasiun Karawang, lalu Stasiun Walini di Bandung Barat, dan berakhir di Stasiun Tegalluar Kabupaten Bandung.
Namun, belakangan Stasiun Walini ditunda dan Kereta Cepat akan transit di Stasiun Padalarang sebagai penghubung menuju kota Bandung sebelum akhirnya sampai di Stasiun Tegalluar Kabupaten Bandung.
Selanjutnya: Pemerintah distribusikan 2 juta vaksin pfizer ke-10 provinsi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News