Blusukan ke Sungai Mahakam, Ketua KPK temukan penumpukan batubara ilegal

Jumat, 16 November 2018 | 05:58 WIB Sumber: Kompas.com
Blusukan ke Sungai Mahakam, Ketua KPK temukan penumpukan batubara ilegal

ILUSTRASI. Ketua KPK Agus Rahardjo


KPK - SAMARINDA. Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK) Agus Rahardjo blusukan menyusuri Sungai Mahakam, tepatnya di Kecamatan Anggana dan Muara Pegah, Kutai Kartanegara, Kamis (15/11).

Agus bersama rombongan melakukan inspeksi mendadak, memantau pergerakan kapal-kapal pengangkut batubara dari hulu ke hilir Sungai Mahakam. Agus menemukan sejumlah perusahaan yang melakukan pelanggaran. Pelanggaran paling banyak adalah perusahaan batubara menumpuk batubara ilegal dan dikumpulkan pada jeti sewaan.

"Jadi, masih banyak jeti-jeti yang disewa untuk mengumpulkan batubara ilegal. Nah, ini batubara ilegal dan tidak dilaporkan. Kita harus bersihkan ini," kata Agus.

Agus menuturkan, pengelolaan sumber daya alam, khususnya batubara, disinyalir banyak menimbulkan kerugian negara. Bahkan, pada laporan Litbang KPK tahun 2013, ditemukan fakta adanya kewajiban royalti penambangan batubara sebesar Rp 1,2 triliun yang belum disetor ke negara.

Tidak hanya itu, ditahun 2018, ICW juga mencatat total potensi kerugian negara sebesar Rp 133 triliun, dari pajak dan PNPB yang belum dibayar.

"Selain dua itu tadi, banyak pula temuan kewajiban reklamasi yang tidak dilakukan. Tidak hanya menimbulkan kerusakan lingkungan, tapi juga menelan puluhan nyawa anak-anak di sana," sebut dia.

Hal tersebut mendorong KPK untuk melakukan peninjauan bersama kementrian terkait dan pemerintah daerah setempat agar menyelesaikan masalah tersebut. "Kalau tidak segera, maka akan terus terjadi. Kita harus tegas dan menindak semua pelanggaran. Pemda juga harus turun tangan, jadi kita bersihkan Mahakam dari hulu hingga ke hilir," pungkas dia. (Kontributor Samarinda, Gusti Nara)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Saat Ketua KPK Blusukan ke Sungai Mahakam dan Temukan Penumpukan Batubara Ilegal"

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Terbaru