BMKG - JAKARTA. Di media sosial, warganet ramai mengeluhkan fenomena dingin pada malam hari di saat Indonesia tengah dilanda suhu panas.
Apa yang sebenarnya terjadi?
Menanggapi hal tersebut, Plt Kepala Pusat Meteorologi Publik Andri Ramdhani mengatakan bahwa kondisi cuaca di sebagian besar wilayah Indonesia, terutama di Jawa hingga Nusa Tenggara, termasuk Jabodetabek, didominasi oleh kondisi cuaca yang cerah.
Di sisi lain, tingkat pertumbuhan awan terutama pada siang hari juga begitu minim. Kondisi tersebut menyebabkan penyinaran Matahari pada siang hari ke permukaan Bumi tidak mengalami hambatan signifikan oleh awan di atmosfer.
Oleh karenanya, suhu pada siang hari di luar ruangan terasa sangat terik. Sementara pada malam hari, cuaca yang cerah dan minim awan menyebabkan pelepasan panas dari permukaan Bumi ke atmosfer tidak mengalami hambatan.
"Sehingga suhu udara pada malam hari cenderung rendah," ujar Andri kepada Kompas.com, Senin.
Baca Juga: Matahari Bersinar Terang di Seluruh Wilayah DI Yogyakarta Hari ini, Siapkan Sunblock
Sampai kapan fenomena dingin pada malam hari berlangsung?
Andri mengatakan, fenomena dingin pada malam hari dan suhu panas pada siang hari diperkirakan berlangsung sepanjang Oktober 2023.
"Mengingat kondisi cuaca cerah masih cukup mendominasi pada siang hari di sebagian besar wilayah Indonesia terutama di selatan ekuator yang masih mengalami musim kemarau," jelasnya.
Ia menjelaskan, suhu dingin seperti terjadi belakangan ini secara umum didefinisikan sebagai suhu udara yang lebih rendah dari suhu normal di suatu wilayah.
Pada musim kemarau seperti saat ini, fenomena suhu dingin merupakan fenomena yang biasa terjadi. Di Indonesia, suhu minimum terendah tercatat pada 1 Oktober 2023 di NTT dan Papua dengan angka berkisar di 15 derajat Celcius.
"Umumnya, suhu minimum di suatu wilayah terjadi pada dini hari," terang Andri.
Baca Juga: Peringatan Dini Bagi Warga Jawa Tengah di Wilayah Ini Agar Menyiapkan Payung