JAKARTA. Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bersama Pemerintah Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh melakukan uji coba dua unit peralatan sirine tsunami atau "Tsunami Early Warning System" (TEWS).
"Ini merupakan uji coba peralatan Tsunami Early Warning System yang baru selesai dipasang untuk memastikan alat ini berfungsi dengan baik setelah kita terima dan dikerjakan pemasangannya oleh kontraktor," kata Kepala BMKG Meulaboh-Nagan Raya Edi Darlupti di Meulaboh, Kamis (17/9).
Peralatan sirine tsunami tersebut merupakan bantuan pemerintah pusat yang ditempatkan di Kabupaten Aceh Barat, yakni di kawasan Gampong (desa) Peunaga Paya, Kecamatan Mereubo, dan satu titik lagi di Seuneubok, Kecamatan Johan Pahlawan di dekat Masjid Baitul Makmur Meulaboh.
Edi Darlupti menyampaikan, cara kerja peralatan sirine tsunami tersebut secara manual dengan menekan tombol, setelah BMKG menginformasikan terjadinya potensi tsunami akibat gempa dengan skala tertentu.
Pusat pengendalian operasi (Pusdalops) peralatan TEWS ini ditempatkan di kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BBPD) Aceh Barat. Instansi ini yang bertugas membunyikan sirine setelah dikeluarkan status waspada tsunami.
"Apabila saat ada potensi tsunami Pusdalops terlambat menekan dan membunyikan sirine ini, maka dapat dibunyikan langsung oleh BMKG pusat, selain di Aceh Barat TEWS ini bisa dikendalikan melalui jarak jauh," imbuhnya.
Lebih lanjut dijelaskan, sirine tsunami itu memiliki radius lengkingan suara hingga 2 kilometer. Untuk menjangkau dua kecamatan pesisir, alat tersebut sudah dinyatakan memadai.
Kepala Pelaksana BPBD Aceh Barat Saiful AB menambahkan, penempatan dua unit TEWS di kawasan itu belum maksimal, karena dari uji coba yang pertama hanya satu unit yang dapat mengeluarkan bunyi.
"Baru satu yang sudah berbunyi dan satunya lagi di dekat Masjid Agung masih membutuhkan peralatan secara teknis oleh pihak terkait, setelah ini terpasang dan berbunyi barulah dilakukan serah terima kepada daerah," katanya.
Dia menjelaskan, Aceh Barat yang memiliki 12 kecamatan yang berada di kawasan pesisir barat selatan Aceh membutuhkan lebih dari dua unit TEWS untuk penanganan maksimal pengurangan risiko bencana gempa berpotensi tsunami.
Meskipun demikian, dengan adanya dua unit tersebut juga akan sangat membantu dalam upaya menekan risiko bencana, terutama bagi masyarakat kota Meulaboh di Kecamatan Johan Pahlawan dan Kecamatan Meureubo.
"Mengenai alat peraga dan jalur evakuasi masyarakat sudah tersedia dan telah ada SK bupati dalam prosedur tetap (protap) kemudian Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam upaya pengurangan resiko bencana," katanya menambahkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News