BPOM Didesak Percepat Pelabelan Galon Guna Ulang

Selasa, 04 Oktober 2022 | 09:51 WIB   Reporter: Tendi Mahadi
BPOM Didesak Percepat Pelabelan Galon Guna Ulang

ILUSTRASI. Net Zero Waste Management Consortium.


LINGKUNGAN HIDUP - JAKARTA. Sejumlah aktivis membangun kampanye ‘Gerakan Percepatan Labelisasi BPA Kemasan AMDK’. Gerakan ini dimotori organisasi lingkungan seperti Net Zero Waste Management Consortium, Jejak Sampah, Komite Penghapusan Bensin Bertimbel (KPBB) dan Koalisi Pejalan Kaki. 

Langkah awal gerakan ini dilakukan dengan edukasi masyarakat melalui kampanye sosialisasi  bertajuk “BP-A Labeling: Pencegahan Risiko Terpapar BP-A Kemasan AMDK” dalam bentuk Interactive Talk-Show, saat acara Car Free Day, Minggu 2/10.  

“Galon polikarbonat itu jumlahnya 96% dari seluruh galon yang beredar di Indonesia,” kata Sondang Widya Estikasari, Direktur Pengawasan Produksi Pangan Olahan BPOM dalam keterangannya, Selasa (4/10).

Sondang menekankan kembali bahaya BPA pada kesehatan manusia, dari berpotensi menyebabkan infertilitas, gangguan autisme, hiperaktif, bahkan obesitas. Dengan globalisasi dan temuan pada jurnal-jurnal kesehatan terbaru, banyak informasi yang dulu belum ditemukan, sekarang semakin bermunculan. 

Baca Juga: Food Station Gelar Operasi Pasar Beras Medium

“Migrasi BPA yang sudah masuk tahap mengkhawatirkan itu ditemukan di hampir 47% dari produk di sarana peredaran dan 30,91% di sarana produksi yang kita sampling,” kata Sondang.   

Berdasar temuan BPOM, Sondang juga memaparkan air minum  di dalam AMDK galon yang beredar di pasaran terdeteksi kandungan BPA sebanyak 8,67%.
 
“Sambil menunggu peraturan pelabelan berproses, BPOM terus melakukan sosialisasi untuk menjelaskan ke masyarakat bahwa BPA memang sudah menjadi perhatian terkait masalah kesehatan,” kata Sondang.

Akademisi dari Pusat Kajian Risiko dan Keselamatan Lingkungan, Departemen Kimia, FMIPA Universitas Indonesia Dr. Budiawan, memaparkan hasil penelitian yang dilakukan timnya dan menurutnya sejalan dengan potensi gangguan kesehatan yang ramai dipublikasikan selama ini.

“Berdasarkan hasil penelitian saya dan kawan-kawan, efek BPA memang menguatkan dugaan yang sudah ada selama ini, yakni bisa menimbulkan gangguan pada hati, ginjal, kelenjar air susu ibu, hingga memengaruhi kesuburan orang yang terpapar,” kata Budiawan.

Budiawan mengatakan, dampak BPA tidak bisa dilihat dalam jangka pendek. Bahaya terpapar bahan kimia itu dampaknya jangka panjang dan butuh waktu untuk berubah menjadi gangguan kesehatan. 

“Berdasarkan penelitian para ahli dan tim kami sendiri,  efek jangka panjangnya berdampak negatif bagi kesehatan apabila tidak diregulasi dengan baik,” katanya.

Baca Juga: Hujan Deras di DKI Jakarta, Beberapa Wilayah ini Rawan Pergerakan Tanah dan Longsor

Para aktivis yang bergabung dalam “Gerakan Percepatan Labelisasi BPA Kemasan AMDK” sedari awal bermaksud membangun dialog antar para pihak, untuk mendorong pemerintah secepatnya melakukan penetapan ketentuan pelabelan BPA ini. 

"Berdasarkan bahaya yang timbul dari paparan BPA tersebut, maka pelabelan ‘Berpotensi Mengandung BPA’ pada kemasan AMDK sangat perlu diterapkan,” kata Amalia S Bendang dari Net Zero Waste Management Consortium. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi

Terbaru