BPTJ: Sejak sebelum PSBB, penumpang angkutan umum Jabodetabek turun drastis

Senin, 20 April 2020 | 11:35 WIB   Reporter: Selvi Mayasari
BPTJ: Sejak sebelum PSBB, penumpang angkutan umum Jabodetabek turun drastis

ILUSTRASI. Petugas gabungan Kepolisian, TNI, Dishub, Satpol PP dan Dunas Kesehatan Tangsel melakukan pemeriksaan penumpang dan pengecekan suhu tubuh pengendara dan penumpang mobil yang memasuki wilayah Tangerang Selatan di Bintaro, Tangerang Selatan, Banten, Sabtu (


DKI JAKARTA - JAKARTA. Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) menyatakan, pengguna angkutan umum di wilayah Jabodetabek cenderung menurun pada masa pandemi corona.

Penurunan sudah terjadi sejak sebelum pemberlakuan status Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) secara resmi, yang dimulai tanggal 10 April 2020 di wilayah DKI Jakarta menyusul kemudian Jawa Barat (Depok, Bekasi dan Bogor Raya) pada tanggal 15 April 2020 serta Banten (Tangerang Raya) pada 18 April 2020.

"Khususnya di DKI Jakarta pada bulan Maret 2020 sudah berinisiasi melakukan berbagai pembatasan termasuk pembatasan transportasi sehingga pada bulan Maret tersebut sudah mulai terjadi penurunan pengguna angkutan umum massal yang cukup berarti," ujar Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Polana B. Pramesti dalam siaran resmi, Senin (20/4).

Baca Juga: KRL Commuter Line tetap beroperasi di hari pertama PSBB Bodebek

Untuk layanan TransJakarta selama bulan April 2020 sampai dengan tanggal 15 jumlah penggunanya mengalami penurunan cukup signifikan, yaitu sebanyak lebih kurang 83 ribu orang/hari. Padahal dalam kondisi normal pada bulan Januari 2020 jumlah penumpang mencapai lebih kurang 840 ribu orang/hari.

"Penurunan penumpang Transjakarta bahkan sudah dimulai sejak bulan Maret yaitu sebesar rata rata 550 ribu orang/hari atau turun 34,52% dibandingkan jumlah penumpang normal pada bulan Januari 2020," kata Polana .

Penurunan penumpang juga terjadi pada layanan Moda Raya Terpadu (MRT). Pada hari-hari normal pada bulan Januari 2020 lalu, penggunanya mencapai sekitar 85 ribu orang/hari. Pada bulan Maret, sudah mengalami penurunan sebesar 47,05%, yaitu sekitar 45 ribu orang/hari.

Data terakhir tercatat pada bulan April sampai dengan tanggal 15 hanya berkisar 5 ribu penumpang/hari, atau turun sebesar 94,11% dibanding Januari 2020.

Hal yang tidak berbeda terjadi pada moda transportasi KRL. Pada bulan Januari 2020 lalu, KRL setiap harinya masih melayani sebanyak kurang lebih 859 ribu orang. Pada bulan Maret, jumlahnya turun sebesar 30,38% menjadi sekitar 598 ribu orang/hari.

Editor: Yudho Winarto

Terbaru