Debat Pilkada Tangsel: Paslon lebih banyak bicara dalam tatanan konsep

Jumat, 04 Desember 2020 | 13:00 WIB   Reporter: SS. Kurniawan
Debat Pilkada Tangsel: Paslon lebih banyak bicara dalam tatanan konsep

Cek Fakta Debat Pilkada Tangsel yang digelar Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Jakarta bersama Google News Initiative, Kamis (4/12) malam.


PILKADA - JAKARTA. Debat Pemilihan Kepala Daerah Tangerang Selatan alias Pilkada Tangsel membeberkan program kerja dari para peserta. Sayangnya, masing-masing pasangan calon (paslon) lebih banyak bicara dalam tatanan konsep. 

Para peserta debat Pilkada Tangsel tak memaparkan data kuantitatif sebagai dasar perhitungan dan pertimbangan pembuatan konsep program kerja. Implikasinya ke depan, pemilih akan sulit menagih janji-janji paslon terpilih.  

Demikian yang terungkap dari agenda Cek Fakta Debat Pilkada Tangsel yang digelar Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Jakarta bersama Google News Initiative, Kamis (3/12) malam.

Pengamat Politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing, yang menjadi narasumber penganalisa data, mengatakan, seyogyanya tiap pasangan calon dalam kontestasi politik harus memiliki data yang kuat sebagai pijakan memaparkan program kerja kepada pemilih. 

Baca Juga: Rahayu Saraswati keluhkan sulitnya DPRD Tangsel cek kinerja PT PITS

LOGISTIK PILKADA TANGERANG SELATAN

Publik akan lebih tercerdaskan

Dengan data, publik akan lebih tercerdaskan dalam memilih secara rasional, bukan karena alasan-alasan emosional. 

"Kalau sudah ada data, pastinya, mereka (paslon) tahu harus berbuat apa. Paparan data juga membuat publik bisa menagih janji-janji yang dikemukakan pada kampanye. Semuanya terukur. Saya melihat ini belum muncul dalam Pilkada Tangsel, juga di banyak wilayah lain," kata Emrus. 

Debat Pilkada Tangsel diikuti oleh tiga paslon: Muhammad-Rahayu Saraswati Djojohadikusumo (Sara) dengan nomor urut 1, Siti Nurazizah-Ruhamaben nomor urut 2, dan Benyamin Davnie-Pilar Saga Ichsan nomor urut 3.

Pada debat yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Tangsel dan bertemakan keamanan dan keadilan, ketiga paslon adu gagasan mengenai keamanan dan keadilan itu. 

Baca Juga: Pilkada 2020, inilah 16 aturan mencoblos di masa pandemi

Namun mirisnya, Emrus menilai, tak satu pun paslon memiliki angka kejahatan di wilayah Tangsel. Begitu halnya soal kemiskinan, tak satupun peserta membeberkan tingkat kemiskinan dan upaya menguranginya. 

Di sisi lain, pengungkapan data oleh para paslon juga sumir. Paslon mengutip survei yang menyebutkan preferensi warga Tangsel. Tapi, tak disebutkan survei dilakukan oleh lembaga mana dan tujuan serta pendanaannya.
 
"Klaim-klaim seperti ini menyebutkan ada persepsi publik tapi justru mengaburkan substansinya. Apa yang mau diubah. Pemimpin seperti apa yang diinginkan," ujar Emrus. 

"Survei dari mana juga tidak dijelaskan dengan baik. Artinya, itu seperti mengada-ngada saja. Jadi, semua calon ini minim angka dan data yang jelas,” imbuh dia.

Baca Juga: Lewat lindungihakpilihmu.kpu.go.id, begini cara cek nama DPT Pilkada 2020

Dalam debat, terpapar juga pertanyaan soal kinerja direksi BUMD Tangsel PT PITS. Tetapi, tak satu pun pasangan membeberkan secara gamblang terkait kinerja dan kontirbusi PITS untuk APBD Tangsel.

Memerangi hoaks

Ketua AMSI Jakarta Rikando Somba mengatakan, Cek Fakta Pilkada Kota Tangsel bertujuan memberikan informasi yang bermutu selama masa Pilkada 2020 dan menekan hoaks yang berpotensi beredar selama masa kampanye. 

Agenda Cek Fakta merupakan manifestasi niatan pendirian AMSI, yakni memerangi hoaks sekaligus menjalankan peran media sebagai salah satu pilar demokrasi.  

“Kegiatan ini dilakukan AMSI Jakarta untuk menggelorakan hilangnya hoaks melalui Cek Fakta,” kata Rikando. Dia menambahkan, gelaran Cek Fakta bertujuan memberi masukan bagi pemilih untuk bisa menentukan pilihannya berdasar data.

Baca Juga: ​Catat, ini 8 aturan mencoblos Pilkada 2020 bagi pemilih dengan suhu tubuh 37,3℃

Di acara debat Pilkada Tangsel, paslon nomor urut 1 Muhamad-Saraswati menegaskan kehadirannya untuk mewujudkan masyarakat Tangerang Selatan yang damai, aman dan berkeadilan. 

Mereka juga menyebutkan keberagaman di Tangerang Selatan masih rentan terhadap kesenjangan. Salah satu contohnya adalah fasilitas bagi para penyandang disabilitas.

Sementara pasangan calon nomor urut 2 Siti Nur Azizah-Ruhama Ben menegaskan, keadilan dan kedamaian hanya akan bisa dicapai ketika ada pemerataan kesejahteraan. 

Azizah mengatakan, keamanan dan kedamaian itu muncul dengan sendirinya. Tidak boleh ada korupsi.

Sedang paslon nomor urut 3 Benyamin Davnie-Pilar Saga mengingatkan mengenai banyaknya jumlah penduduk Tangerang Selatan. Mereka berkomitmen ingin menjadikan Tangerang Selatan, kota yang ramah bagi semua golongan. 

Ke depan, mereka akan melakukan peningkatan kapasitas birokrasi yang efektif dan efisien.

Selanjutnya: ​Simak, ini aturan memilih pasangan calon tunggal di Pilkada 2020

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 3 Tampilkan Semua
Editor: S.S. Kurniawan
Terbaru