Dentuman berulang-ulang dini hari, warga Bogor dan Depok terbangun

Sabtu, 11 April 2020 | 03:38 WIB   Reporter: Hasbi Maulana
Dentuman berulang-ulang dini hari, warga Bogor dan Depok terbangun

ILUSTRASI. Anak Krakatau dilihat dari satelit DigitalGlobe. 11 Januari 2019. REUTERS


Sejauh ini belum ada keterangan atau informasi resmi mengenai asal mula dentuman yang membingungkan tersebut.

Namun, segera warga menghubungkan dengan erupsi Gunung Anak Krakatau. 

Baca Juga: Pasien sembuh positif Covid-19 di Depok bertambah 11 orang

Berdasarkan informasi dari situs Magma Kementerian ESDM, Gunung Anak Krakatau meletus pada Jumat (10/4/2020). Letusan pertama terjadi pukul 09.10 WIB.

"Terjadi erupsi G. Merapi pada hari Jumat, 10 April 2020, pukul 09:10 WIB dengan tinggi kolom abu teramati ± 3000 m di atas puncak (± 5968 m di atas permukaan laut)," tulis situs tersebut.

"Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat laut. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 75 mm dan durasi 103 detik."

Baca Juga: Jokowi putuskan beri bansos Rp 600.000 per bulan, ini yang berhak menerima

Laporan letusan berikutnya muncul pada pukul 21.58 WIB. "Tinggi kolom abu teramati ± 200 m di atas puncak (± 357 m di atas permukaan laut)," tulis situs tersebut.

Adapun letusan berikutnya lagi terjadi pada pukul 22.35 WIB. Tinggi kolom abu teramati kurang lebih 500 m di atas puncak.

Entah apakah memang dentuman misterius dini hari tadi berasal dari letusan Gunung Anak Krakatau atau tidak. Penelusuran KONTAN.co.id dari situs Magma Kementerian ESDM, Gunung Anak Krakatau relatif rutin erupsi.

Sebelum ini, gunung di Selat Sunda itu dilaporkan erupsi pada 2 April 2020 dan 29 Maret 2020 lalu. Waktu itu tidak tersebar kabar warga mendengar dentuman letusan.     

Hingga tulisan ini naik ke server web, dentuman masih terdengar secara berkala dari Bogor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hasbi Maulana

Terbaru