LEBAK. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebak Banten mencatat sejak awal 2015 hingga saat ini, 238 kasus demam berdarah dengue (DBD) terjadi di daerah itu dan dilaporkan dua orang meninggal dunia.
"Kami minta warga meningkatkan kewaspadaan terhadap serangan DBD, sehubungan dengan kemarau panjang ini," kata Kepala Bidang Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit Menular Dinkes Lebak Firman Rahmutallah di Lebak, Rabu (12/8).
Selama ini, kasus penyebaran penyakit DBD meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang jumlahnya di bawah 200 penderita.
Peningkatan kasus tersebut karena berbagai faktor antara lain cuaca sehingga berpotensi mendorong berkembangbiaknya nyamuk penyebar penyakit DBD itu.
Selama musim kemarau juga banyak kolam menjadi sarang nyamuk aedes aegypti sehingga pihaknya meminta warga melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Selain itu melakukan 3M (mengubur, menimbun dan menguras) serta pemberian abate. "Kami yakin jika warga menjaga kebersihan lingkungan dan melakukan PSN serta 3M dapat memutus mata rantai penyakit DBD," katanya.
Ia menyebutkan dari 238 warga Kabupaten Lebak yang terserang DBD itu, sebagian besar mereka tinggal di daerah padat penduduk, seperti di Rangkasbitung, Cibadak, Kalanganyar, Maja, Malingping, Sajira dan Cimarga.
Ia meminta apabila ada warga mengalami demam tinggi selama tiga hari untuk segera dibawa ke rumah sakit atau puskesmas. "Saya kira tindakan cepat membawa ke tenaga medis bisa menyelamatkan nyawa penderita DBD," katanya.
Pemerintah daerah meminta warga lebih proaktif memberantas nyamuk penyebar penyakit DBD karena saat ini banyak warga yang terserang DBD.
Penyakit DBD merupakan jenis penyakit berbahaya dan mematikan yang penyebaran melalui virus nyamuk aedes aegepty.
"Saya sangat berharap setiap kampung melakukan pengasapan untuk mencegah DBD," kata Nana (48) warga Kelurahan Muara Ciujung Timur, Rangkasbitung.
Kepala Puskesmas Kolelet Wetan Rangkasbitung Kabupaten Lebak, E Hasanah mengatakan pihaknya saat ini terus melibatkan petugas tim gerak cepat (TGC) untuk melakukan penyuluhan di tiga desa untuk mengantisipasi penyakit DBD.
Saat ini, kata dia, warga di wilayah tugasnya relatif kecil terserang penyakit menular itu.
"Kami terus mendorong TGC dapat mengoptimalkan pencegahan DBD melalui kebersihan lingkungan dan PSN secara optimal guna membunuh jentik-jentik nyamuk DBD," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News