AGRIBISNIS - JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), terus mendorong regenerasi petani dan mengembangkan usaha pertanian melalui akses permodalan, terutama Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Dalam rangka mendukung program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) yang didukung oleh International Fund for Agricultural Development (IFAD), Kementan aktif memacu minat generasi muda untuk berwirausaha di bidang pertanian.
Dedi Nursyamsi, Kepala BPPSDMP Kementan, menekankan pentingnya akses permodalan bagi para pelaku bisnis pertanian. "Permodalan menjadi faktor kunci dalam pengembangan usaha petani milenial. Oleh karena itu, akses permodalan, terutama KUR, harus terus diupayakan," jelas Dedi dalam siaran pers, Jumat (10/11).
Baca Juga: KPK Tetapkan Dua Tersangka Baru Kasus Suap Pajak
Informasi mengenai akses KUR bagi Petani Milenial terus disosialisasikan oleh Unit Pelaksana Teknisnya, SMK-PP Negeri Banjarbaru, yang juga merupakan Provincial Project Implementation Unit (PPIU) YESS Programme Kalimantan Selatan.
Mereka mengadakan Millennial Agriculture Forum (MAF) edisi Tani Akur dengan tema "Akses Permodalan Usaha Menggunakan CSR" yang disiarkan langsung dari Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Karang Bintang, Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan, pada Rabu (08/11).
Webinar ini dihadiri oleh narasumber seperti M Untung RLU (Bappeda Litbang Kab. Tanah Bumbu), Heru Dianto (Koordinator BDSP Karang Bintang), M. Husaini (Offtaker Hortikultura), dan Anton Laras Tri Anggoro (Local Champion Penerima Manfaat Program YESS).
Kepala SMK-PP Negeri Banjarbaru, Budi Santoso, membuka webinar dengan mengingatkan bahwa pertanian merupakan bisnis yang menguntungkan jika dikelola dengan baik. Ia menekankan bahwa banyak petani yang telah sukses dan mengembangkan usahanya dengan mendapatkan pinjaman modal dari lembaga keuangan.
Baca Juga: Pejabat Penegak Hukum Tersandung Kasus, Pengamat: Mencederai Nama Baik Negara
Budi menambahkan bahwa cara mendapatkan modal usaha akan dijelaskan dalam MAF, baik melalui KUR maupun mendapatkan bantuan modal dari CSR. Harapannya, narasumber dapat memberikan pencerahan dan motivasi bagi anak muda untuk terus berbisnis di sektor pertanian.
M. Untung RLU dari Bappeda Litbang Kab. Tanah Bumbu menegaskan komitmennya terhadap sektor pertanian agro industri di Kabupaten Tanah Bumbu. Ia juga menjelaskan proses dan bantuan untuk pengajuan CSR ke perusahaan.
Heru Dianto, Koordinator BDSP Karang Bintang, menyampaikan peran BPP sebagai tempat informasi, pusat belajar, dan sumber modal dari perbankan. Ia menyoroti Bank BRI dan Bank BPD Kalimantan Selatan sebagai pilihan yang mudah diakses di Karang Bintang.
Baca Juga: Melihat Potensi Industri Kelapa dan Kopra yang Luput dari Perhatian Pemerintah
M. Husaini, Offtaker Hortikultura, menjelaskan usaha di bidang hortikultura, peternakan, dan asosiasi yang ada di Tanah Bumbu. Ia juga menekankan pentingnya pencatatan dalam bertani, terutama dalam perhitungan untung dan rugi.
Anton Laras Tri Anggoro, Local Champion Penerima Manfaat Program YESS, berbagi pengalaman dalam budidaya jeruk di lingkungan perkebunan karet. Anton mengajak petani di Karang Bintang untuk terlibat dalam budidaya jeruk dan membentuk ekosistem yang melibatkan berbagai tahapan seperti bibit, pemasaran, dan pengolahan produk.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News