GRAB - JAKARTA. Insiden meninggalnya dua pengendara skuter listrik GrabWheels di Kawasan Gelora Bung Karno pada 10 November 2019 lalu berbuntut panjang. Pasalnya, e-skuter yang dioperasikan Grab dianggap membahayakan pengguna jalan dan pejalan kaki di trotoar.
TJ Tham, CEO GrabWheels menyampaikan belasungkawanya atas meninggalnya pengendara GrabWheels tersebut. Jajaran Grab telah menghubungi pihak keluarga pengguna dan akan memberikan bantuan serta dukungan yang dibutuhkan oleh keluarganya.
Baca Juga: Telan korban jiwa, YLKI desak Grab hentikan penyewaan skuter listrik
"Kami telah menerima informasi terkait terjadinya kecelakaan yang terjadi pada Minggu dini hari lalu itu. Segenap manajemen Grab menyesali kejadian ini dan turut berduka cita bagi keluarga dan rekan yang ditinggalkan," ujarnya dalam siaran pers, Rabu (13/11)
Secara terpisah, Anggota Komisi III DPR RI Sarifuddin Sudding meminta Polda Metro Jaya menghentikan penggunaan skuter listrik tersebut. Jika tidak, Ia menyebut ada potensi kembali jatuh korban mengingat jalur skuter listrik tersebut juga mengambil JPO fasilitas umum dan pejalan kaki.
Ia mencontohkan Pemerintah Singapura yang telah melarang pengunaan skuter listrik di trotor karena telah memakan banyak korban dan satu orang warganya tewas. Pelarangan ini sendiri dilakukan mulai Senin (4/11) lalu dengan sanksi berat berupa penjara tiga bulan atau denda SG$ 2000 atau setara Rp 20,6 juta.
Baca Juga: Modalku telah salurkan pembiayaan Rp 10 triliun di tiga negara
"Aktivitas (GrabWheels) itu dihentikan saja sementara, jangan beraktivitas dulu karena berbahaya. Kita buat aturanya dan kita buat jalur khusu dulu, jangan sampai jatuh korban baru kita semuanya bersuara dan gaduh lagi," ujarnya.