Elektabilitas Agus-Sylviana turun, ini penyebabnya

Kamis, 02 Februari 2017 | 07:41 WIB Sumber: Kompas.com
Elektabilitas Agus-Sylviana turun, ini penyebabnya


Terkena isu hukum

Alasan kedua berkaitan dengan kasus hukum yang menyeret Sylviana Murni. Hanta mengatakan, kasus tersebut ikut mempengaruhi penurunan elektabilitas pasangan nomor urut 1.

"Tapi kalau ditanya dampaknya sebesar apa, tentu harus diteliti lagi," ujar Hanta. Sylviana diketahui sedang dikaitkan dengan dua kasus hukum.

Pertama, terkait proyek pembangunan Masjid Al-Fauz di Kantor Wali Kota Jakarta Pusat.

Sebagai mantan Wali Kota Jakarta Pusat, Sylviana diperiksa oleh Direktorat Tindak Pidana Korupsi Bareskrim.

Kedua, terkait proyek dana hibah untuk Kwarda Pramuka DKI Jakarta. Polisi tengah membuka penyelidikan baru soal dugaan korupsi dalam pengelolaan dana bantuan sosial Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di Kwarda Pramuka DKI Jakarta tahun anggaran 2014 dan 2015.

Performa debat cagub

Alasan ketiga adalah tentang penampilan Agus-Sylviana dalam debat cagub dan cawagub. Berdasarkan hasil survei Poltracking Indonesia, penampilan Agus-Sylviana dalam debat dinilai kurang baik.

"Performa debat nomor 1 relatif rendah dilihat dari cara berkomunikasi, penguasaan masalah, dan program," ujar Hanta.

Berdasarkan hasil survei, pasangan Agus Yudhoyono-Sylviana Murni memperoleh penilaian performa paling rendah, yaitu 18,38 persen.

Paslon lainnya, Anies Baswedan-Sandiaga Uno mendapat 26,25 persen dan Basuki-Djarot mendapat 28,63 persen. Sisanya, sebanyak 26,74 persen responden, menjawab tidak tahu.

Mengenai cara berkomunikasi, Agus-Sylvi mendapat nilai 15,50 persen, Ahok-Djarot mendapat 24,75 persen, dan Anies-Sandi mendapat 27,63 persen. Sementara itu, sebanyak 32,12 persen responden, menjawab tidak tahu.

Ketika dilihat dari segi penguasaan masalah, Agus-Sylvi hanya mendapat 12 persen, Ahok-Djarot mendapat 33,38 persen, dan Anies-Sandi mendapat 21.50 persen. Sementara itu, 33,12 persen menjawab tidak tahu.

Dari segi program kerja, Agus-Sylvi mendapatkan 15 persen, Ahok-Djarot 31,63 persen, dan Anies-Sandi mendapatkan 21,38 persen, sedangkan yang menjawab tidak tahu ada 33,99 persen.

"Jadi karena memang efek kejutnya sudah berkurang, publik kini membedah program dan aspek lain yang tampak dalam debat itu," ujar Hanta.

Editor: Yudho Winarto

Terbaru