ANIES BASWEDAN - JAKARTA. Akhir pekan ini Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Anies Baswedan kembali blusukan untuk mengecek kesiapan laboratorium dalam upaya meningkatkan pengetesan pasien virus corona di Jakarta.
Gubernur Provinsi DKI Jakarta Anies Baswedan mengunjungi salah satu Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) milik Pemprov DKI Jakarta di Rawasari, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Sabtu(1/8).
Labkesda DKI Jakarta merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta yang ditetapkan Menteri Kesehatan menjadi salah satu laboratorium pemeriksaan sampel Covid-19 berbasis polymerase chain reaction atau (PCR).
Dalam kunjungannya Gubernur Anies melihat secara langsung proses pengujian sampel tes PCR corona di Jakarta hingga mendapatkan hasil akhir pemeriksaan Covid-19.
“Karena ini (hasil tes Covid-19) selalu dibicarakan, dibahas, dan alhamdulilah apa yang dibangun jejaring Labkesda ini sekarang menjadi ujung tombak terpenting di dalam menghadapi wabah yang sama-sama kita hadapi,” ungkap Gubernur Anies Baswedan usai peninjauan.
Pada kesempatan itu Gubernur Anies Baswedan juga menyampaikan terima kasih dan apresiasi terhadap para petugas kesehatan atas totalitasnya dalam melakukan pengujian sampel corona di Jakarta.
Sehingga, saat ini Provinsi DKI Jakarta mampu memiliki kapasitas testing empat kali lipat dari standar yang ditetapkan WHO.
"Saya datang ke sini ingin melihat langsung dan mengucapkan terima kasih langsung kepada Ibu/Bapak yang sudah bekerja luar biasa selama beberapa bulan ini. Kita itu sudah lama bekerja bersama, tapi kita lihatnya dari jauh terus. Namun jauh di mata dekat di hati," ucap Gubernur Anies Baswedan.
Usai melihat langsung setiap proses pengujian sampel, Gubernur Anies Baswedan berharap masyarakat dapat mengetahui upaya yang yang telah dilakukan Labkesda dalam pengujian sampel.
Lebih lagi Gubernur Anies Baswedan metode yang dilakukan di Labkesda DKI Jakarta dapat menjadi rujukan bagi daerah lain.
"Kalu lihat bulan Maret 2020 sungguh tidak terbayangkan sekarang kami bisa melakukan testing sebanyak ini. Sebuah kegiatan yang dulunya tak dikejar waktu, kini kecepatan dan volume menjadi penentu," kata Anies Baswedan.
Gubernur Anies Baswedan juga menyebut kegiatan di lab ini adalah masalah kemanusiaan yang dihadapi di semua wilayah.
"Kalau kita bisa berbagi pengalaman (urusan testing Covid-19) maka mudah-mudahan bisa mengikuti rute yang pernah kita hadapi,” papar Gubernur Anies Baswedan bangga.
Pada kesempatan itu Gubernur Anies Baswedan juga berpesan kepada seluruh petugas kesehatan yang bekerja di Laboratorium agar terus menjaga integritas dan kesehatan diri masing-masing.
“Terpenting sekarang tolong jaga kualitas dari proses itu agar tidak tergeser. Begitu besar amanah yang dititipkan kepada Bapak/Ibu semua," kata Gubernur Anies Baswedan.
Ke depan Gubernur Anies Baswedan masih melihat pandemi virus corona ini belum reda cepat.
"Jadi harus kita jaga stamina supaya tetap memberikan karya yang prima dalam masa pandemi ini. Dan di sini jaga kesehatan. Kita ingin pastikan masyarakat sehat dan Ibu/Bapak sehat juga," kata Gubernur Anies Baswedan.
SELANJUTNYA>>>
Seperti kita tahu, Pemprov DKI Jakarta terus memasifkan tes Polymerase chain reaction (PCR) untuk menemukan kasus baru corona di Jakarta secara cepat.
Dengan cepat mengetahui kasus corona di Jakarta, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ingin segera melakukan tindakan isolasi / perawatan secara tepat.
"Sehingga, memperkecil potensi penularan corona Covid-19," kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Fify Mulyani dalam pernyataan tertulis yang diunggah Sabtu 1 Agustus 2020.
Fify Mulyani memaparkan, berdasarkan data terkini Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah melakukan tes PCR corona di Jakarta sebanyak 3.803 spesimen.
Dari jumlah itu, sebanyak 3.002 di antaranya untuk mendiagnosis kasus baru dengan hasil 374 positif dan 2.628 negatif.
Dari 374 kasus baru positif corona di Jakarta itu, terdapat 123 kasus rapelan atau laporan yang seharusnya disampaikan pada tanggal 30 Juli 2020.
Untuk jumlah orang dites corona di Jakarta sepekan terakhir sebanyak 40.712. "Sedangkan, untuk jumlah tes PCR total per 1 juta penduduk sebanyak 37.908," terangnya.
Fify menjelaskan, WHO telah menetapkan standar jumlah tes PCR adalah 1.000 orang per 1 juta penduduk per minggu.
Berdasarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Jakarta harus melakukan pemeriksaan PCR minimum pada 10.645 orang (bukan spesimen) per minggu, atau 1.521 orang per hari.
"Saat ini jumlah tes PCR corona di Jakarta setiap pekan adalah 4 kali lipat standar WHO," imbuhnya.
Kondisi wabah di sebuah daerah hanya bisa diketahui melalui testing. Strategi tes-lacak-isolasi sangat penting dilakukan dalam penanganan wabah.
Jumlah tes yang tidak memenuhi standar WHO berakibat makin banyak kasus positif yang tidak terlacak. Jakarta telah memenuhi standar itu, bahkan melebihinya.
Tes PCR corona di Jakarta dilakukan melalui kolaborasi 47 Laboratorium Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat, BUMN, dan swasta. Pemprov DKI Jakarta memberikan dukungan biaya tes kepada Laboratorium BUMN dan swasta yang ikut berjejaring bersama dalam pemeriksaan sampel program.
Sementara itu, penambahan kasus positif corona di Jakarta pada hari Sabtu 1 Agustus 2020 sebanyak 374 kasus.
Adapun jumlah kasus aktif corona di Jakarta saat ini sebanyak 6.836 kasus atau orang yang masih menjalani perawatan di rumah sakit dan isolasi mandiri.
Sedangkan, jumlah kasus Konfirmasi corona di Jakarta secara total pada Sabtu 1 Agustus 2020 ini sebanyak 21.575 kasus.
Dari jumlah tersebut, 13.887 orang dinyatakan telah sembuh, sedangkan 852 orang meninggal dunia.
Untuk positivity rate atau persentase kasus positif sepekan terakhir di Jakarta sebesar 7,2%, sedangkan Indonesia sebesar 14,6%.
Seperti kita tahu WHO juga menetapkan standar persentase kasus positif tidak lebih dari 5%.
Namun, persentase kasus positif ini hanya bisa dianggap valid bila standar jumlah tes yang dilakukan telah terpenuhi.
Bila jumlah tesnya sedikit (tidak memenuhi standar WHO), maka indikator persentase kasus positif patut diragukan.
Selama vaksin belum tersedia, maka penularan wabah harus dicegah bersama-sama dengan disiplin menegakkan pembatasan sosial dan protokol kesehatan.
Perlu diingat selalu untuk memperhatikan dan menjalankan prinsip-prinsip ini dalam berkegiatan sehari-hari:
- • Tetap tinggal di rumah dan tidak keluar bila tidak ada keperluan mendesak.
- • Selalu jalankan 3M: Memakai masker dengan benar, Menjaga jarak aman 1,5 meter - 2 meter, dan Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir secara rutin.
- • Seluruh kegiatan yang diizinkan beroperasi harus dalam kapasitas maksimal 50% dan menjalankan protokol kesehatan dengan ketat.
- • Ingatkan sesama untuk selalu menerapkan protokol kesehatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News