Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Bertemu Dengan Atlet Muay Thai Peraih Medali Emas PON

Rabu, 23 April 2025 | 15:28 WIB   Penulis: Ryan Suherlan
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Bertemu Dengan Atlet Muay Thai Peraih Medali Emas PON

ILUSTRASI. Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyampaikan pidato di hadapan pegawai Pemda Provinsi Jawa Barat saat Halalbihalal Idul Fitri 1446 H di halaman Gedung Sate, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (8/4/2025).  (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)


DEDI MULYADI - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi pertemukan atlet Muay Thai Peraih Medali Emas PON, Sarah Avilia dengan Pengurus Cabang (Pengcab) usai video yang diunggahnya melalui akun TikTok dengan judul “Surat Terbuka Untuk Gubernur Jawa Barat” viral.

Selasa (22/4), Dedi Mulyadi mempertemukan kedua belah pihak guna meluruskan permasalahan yang tengah terjadi.

Melalui video yang diunggah Dedi Mulyadi di kanal Youtube pribadinya, Sarah Avila ditemani kedua orang tuanya di pertemukan dengan Ketua Pengurus Cabang dan anggotanya.

Baca Juga: Simak Jadwal KRL Solo Jogja Lengkap Hari Ini Rabu 23 April 2025

“Jadi apa masalahnya neng sampe? Harusnya masalah kecil ini bisa diselesaikan di tingkat camat.” tanya Dedi Mulyadi.

Masalah bermula dari Sarah yang merupakan seorang atlet di cabang olahraga Muay Thai memenangkan turnamen Muay Thai di PON tahun lalu dan berhasil meraih medali emas.

“Uang dari hasil kejuaraan dipotong dan diminta, lalu saya belum terima hadiah di tahun 2024. Begitupun hadiah di tahun 2023, diterimanya di tahun 2024.” Jelas Sarah.

Terdapat kesepakatan yang keliru yaitu mengharuskan pemenang turnamen untuk membayarkan uang sebesar 20% dari hasil pendapatannya sebagai pemenang.

“Uang yang diterima di tahun 2024 seharusnya 12 juta” Ungkap Sarah.

Baca Juga: Penggusuran Bangunan Liar di Subang, Gubernur Dedi Mulyadi Datangi Warga

Uang yang menjadi hak Sarah dibagi menjadi beberapa termin dari pusat dan ia mentransfer sebesar 10% dari hadiah tersebut. Namun, di tengah pembayaran termin Sarah mendapatkan surat dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang menjelaskan bahwa pemotongan tersebut tidak seharusnya dilakukan.

Mendapatkan surat tersebut, pihak Sarah dan orang tua merasa bahwa terdapat cacat hukum sehingga merugikan pihaknya.

Kehadiran dari Ketua Pengcab menjadi cara bagi Dedi Mulyadi untuk memastikan apakah terdapat pemotongan sebesar jumlah yang disebutkan oleh Sarah sebelumnya.

“Tercantum di perjanjian bahwa bonus yang diterima 20 persen untuk bantu kontribusi atlet di camp.” Kata Ketua Pencab.

Baca Juga: Rombongan Petani Cianjur Datangi Gubernur Dedi Mulyadi Ngadu Soal Penipuan Pinjaman

Dengan adanya perjanjian tersebut, Dedi Mulyadi mengamini bahwa adanya kesalahan dari pihak pengcab karena membuat peraturan yang melanggar hukum.

Namun di sisi lain, Dedi Mulyadi juga mengatakan bahwa hal ini terjadi karena berangkat dari sisi sosial dan psikologis di mana setiap atlet yang bisa meraih gelar juara pasti membutuhkan pelatihan dari pihak-pihak tertentu.

“Bapak melanggar, iya. Karena meminta dan membuat perjanjian dari sisi aspek administrasi tapi dari sisi aspek sosial bisa jadi tidak salah karena ada inisiatif sendiri untuk menyiapkan. Itulah resiko jadi ketua pencab.” Jelas Dedi Mulyadi.

Dedi Mulyadi merasa bahwa hal ini sangat bisa diselesaikan dengan cara kekeluargaan dan mediasi dengan tepat sehingga terjadi kesepakatan bersama.

Baca Juga: Kunjungi Wilayah Bogor, Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Dicegat Para Sopir Taksi

Pengertian dari pengcab maupun atlet harus terjalin sehingga hal seperti ini tidak akan terjadi lagi di kemudian hari. Selanjutnya, pihak Sarah sudah menyelesaikan perihal ini dengan tidak harus adanya pengembalian uang dari pihak pengcab dan pihak pengcab mengakui adanya aturan pemotongan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Ryan Suherlan

Terbaru