Gubernur Khofifah minta Sidoarjo lebih sigap menangani Covid-19

Minggu, 17 Mei 2020 | 14:19 WIB   Reporter: Barly Haliem
Gubernur Khofifah minta Sidoarjo lebih sigap menangani Covid-19

Sejumlah pengendara di cek point petugas yang akan masuk ke Sidoarjo di Pos Polantas Waru, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (28/4/2020). Petugas gabungan memperketat akses masuk ke Sidoarjo dengan melakukan screening atau pemeriksaan kepada warga di hari pert


DAMPAK VIRUS CORONA - JAKARTA. Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa meminta Pemerintah Kabupaten Sidoarjo lebih sigap menangani wabah Covid-19.

Sidoarjo diminta mempercepat tes, tracing maupun penguatan layanan penyembuhan (kuratif). Upaya tersebut harus segera dilakukan karena  pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Surabaya Raya tahap kedua segera berakhir. 

Permintaan Gubernur Jatim itu disampaikan saat mengikuti rapat Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Sidoarjo, di Pendopo Delta Wibawa, Sidoarjo, Sabtu (16/5) malam. 

"Sisa waktu PSBB tahap ke dua ini kami ingin Sidoarjo makin masif melakukan rapid test, progresif melakukan tracing serta penguatan layanan kuratif,” kata Khofifah dalam keterangan tertulis yang diterima www.kontan.co.id, Minggu (17/5).

Baca Juga: Jatim teratas dalam penyaluran Bantuan Langsung Tunai Dana Desa

Khofifah berharap, Sidoarjo bisa mensinergikan posko Covid-19 dengan Kampung Tangguh seperti yang ada di Malang. Keberadaan Kampung Tangguh merupakan bentuk kesiapsiagaan dan kemandirian warga menghadapi pandemi Covid-19. 

Baca Juga: Penyebaran corona masih tinggi, Forkopimda Jatim bentuk tim pengampu di Surabaya

Di Malang, Kampung Tangguh dipandu dan disupervisi oleh Universitas Brawijaya sehingga pendekatan layanannya lebih komprehensif. "Kampung Tangguh ini juga menginisiasi warga dengan gerakan tangguh bencana termasuk bencana nonalam seperti pandemi Covid-19," kata Khofifah.

Baca Juga: Khofifah pertimbangkan penerapan PSBB di lingkup Provinsi Jawa Timur

Kampung Tangguh, lanjut Khofifah, memberdayakan RT/RW untuk terlibat secara aktif dalam deteksi dini penyebaran Covid-19, juga sebagai sarana edukasi warga menghadapi bencana. 

Dia mencontohkan program Kampung Tangguh di Kampung Cempluk Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Di setiap RT/RW dilengkapi dengan CCTV sehingga warga bisa memantau aktivitas di Kampung Tangguh.

Selain itu, terdapat Pojok Curhat virtual yang memudahkan para psikolog merespon setiap keluhan warga. “Kampung Tangguh di Malang terbukti memiliki kesiapsiagaan yang sangat baik, terutama dalam menghadapi pademi Covid-19," ungkapnya.  

Khofifah menjelaskan, Sidoarjo juga bisa mereplikasi Lumbung Pangan yang ada di dalam Kampung Tangguh sebagai wujud kemandirian pangan. Lumbung Pangan menyediakan sembako gratis mulai beras, minyak goreng hingga gula untuk warga terdampak di RW. Jika berbagai langkah itu diterapkan, dia optimistis Sidoarjo bisa mengendalikan wabah Covid-19. 

Dia menambahkan, program Kampung Tangguh juga akan diujicoba di Surabaya dengan menggandeng Kodam V Brawijaya, serta melibatkan jajaran Polda Jatim. “Mudah mudahan selesai proses di Surabaya akan bisa direplikasi daerah lain seperti Sidoarjo," kata mantan Menteri Sosial itu.

Wakil Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifudin mengatakan, Pemkab Sidoarjo berkomitmen mencegah penyebaran Covid-19 ini secara masif.  Termasuk menggelar operasi kepatuhan PSBB yang melibatkan polisi, TNI dan aparat desa. Sanksi sosial bagi pelanggar juga akan diberlakukan mulai Minggu (17/5). 

Dia menyatakan,Sidoarjo mengoptimalkan desa dan kampung sebagai pertahanan untuk mencegah Covid-19. "Kami yakin, jika kita bisa menjaga desa maka penyebaran Covid-19 tidak akan meluas," tutupnya.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon
Terbaru