Jawa Tengah

Gusti Purboyo Resmi Menyandang Gelar Paku Buwono XIV, Sesuai Adat Kasunanan Surakarta

Rabu, 05 November 2025 | 13:04 WIB
Gusti Purboyo Resmi Menyandang Gelar Paku Buwono XIV, Sesuai Adat Kasunanan Surakarta

ILUSTRASI. Siswa SD Negeri Joglo Solo mencium poster Raja Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat Sri Susuhunan Paku Buwana (PB) XIII saat acara doa bersama di sekolah setempat, Solo, Jawa Tengah, Senin (3/11/2025). Aksi duka cita itu digelar untuk mengenang Paku Buwana XIII yang meninggal dunia pada usia 77 tahun dan akan dimakamkan di Astana Raja-raja Mataram Imogiri, Yogyakarta pada Rabu (5/11/2025) mendatang. ANTARA FOTO/Maulana Surya/bar


Sumber: Kompas.com  | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Putra Mahkota Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, KGPAA Hamengkunegoro atau Gusti Purboyo, secara resmi menyatakan diri sebagai Paku Buwono (PB) XIV.

Pernyataan ini disampaikan menjelang pemberangkatan jenazah PB XIII ke Makam Raja-Raja Mataram di Imogiri, Bantul, Yogyakarta, Rabu (5/11/2025).

Ikrar Kesanggupan di Hadapan Jenazah PB XIII

Dalam sambutannya, Gusti Purboyo membacakan ikrar kesanggupannya sebagai Raja Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Ia menyampaikan:

“Atas perintah dan titah Sri Susuhunan Pakubuwono XIII, saya, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom Hamangkunegoro, pada hari ini, Rabu Legi, 14 Jumadilawal Tahun Dal 1959 atau 5 November 2025, naik tahta menjadi Raja Keraton Surakarta Hadiningrat dengan gelar Sampeyandalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Paku Buwono XIV."

Baca Juga: Profil Pakubuwono XIII, Raja Keraton Solo XIII yang Wafat di Usia 77 Tahun

Langkah Sesuai Adat Kasunanan

Kakak tertua PB XIV, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Timoer Rumbaikusuma Dewayani, menegaskan bahwa tindakan sang adik mengikuti tradisi adat Kasunanan.

“Apa yang dilakukan Adipati Anom, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom Hamangkunegoro, sesuai dengan adat Kasunanan. Dulu juga pernah terjadi pada era para leluhur. Sumpah di hadapan jenazah ayahanda adalah simbol kesetiaan, bukan pelanggaran adat,” ujarnya.

GKR Timoer menambahkan bahwa sumpah tersebut memastikan tidak ada kekosongan kepemimpinan, serta semua prosesi adat dan tanggung jawab pemerintahan keraton tetap berjalan di bawah kepemimpinan PB XIV.

“Segala prosesi adat dan tanggung jawab pemerintahan karaton tetap berjalan sebagaimana mestinya, di bawah pimpinan raja baru, Sampeyandalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Paku Buwono XIV,” kata GKR Timoer.

Maha Menteri Imbau Tak Perdebatkan Suksesi

Maha Menteri Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, KGPAA Tedjowulan, meminta masyarakat dan pihak terkait untuk tidak memperdebatkan suksesi PB XIV setidaknya hingga 40 hari ke depan.

Baca Juga: Penghargaan dan Profil Anom Suroto, Maestro Wayang Kulit Legendaris Asal Solo

Menanggapi klaim bahwa pewaris tahta seharusnya adalah putra bungsu PB XIII, KGPH Purbaya, Tedjowulan memilih untuk tidak banyak berkomentar.

“Boleh saja orang berbicara begitu, tapi kan ada dasar dari Kemendagri. Monggo saja, tapi saya selaku yang tertua di situ,” ujarnya.

Ia menekankan pentingnya menjaga kondusivitas dan kerukunan di lingkungan keraton.

“Harapan saya ke depan, jangan hanya ribut terus. Saya tidak suka itu. Saya juga tidak pernah berbicara ke mana-mana, karena ingin menjaga kerukunan. Undang-undang ada, jadi jangan ribut, nanti malah diambil pemerintah. Kita mau apa?” tegas Tedjowulan.

Selain itu, ia mengingatkan adanya SK Menteri Dalam Negeri Nomor 430-2933 Tahun 2017 tentang Penetapan Status dan Pengelolaan Keraton Kasunanan Surakarta, yang menetapkan Kasunanan dipimpin oleh ISKS PB XIII dan dirinya sebagai Maha Menteri dalam koordinasi dengan pemerintah.

“Karena itu, saya siap berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan daerah, utamanya dengan Pak Wali,” katanya.

Selanjutnya: BPS Catat Angka Pengangguran Masyarakat RI Capai 7,46 Juta Pada Agustus 2025

Menarik Dibaca: Harga Emas Hari Ini Rebound di tengah Pasar Saham Global Rontok

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Terbaru