Peristiwa

Heboh Flu Singapura di Indonesia, Faktanya Bukan Wabah tapi Lonjakan ISPA

Sabtu, 11 Oktober 2025 | 04:27 WIB
Heboh Flu Singapura di Indonesia, Faktanya Bukan Wabah tapi Lonjakan ISPA

ILUSTRASI. Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Aji Muhawarman mengatakan, yang terjadi saat ini adalah lonjakan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), dan bukan flu Singapura.


Sumber: Kompas.com  | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Lini masa media sosial X ramai membahas flu Singapura yang disebut sedang marak terjadi di sejumlah daerah. 

"Jaga daya tahan tubuh anak anak kalian yuk..lagi marak sekali flu singapura.. Tanda2 nya demam,muncul ruam bintik2 merah ditelapak tangan dan kaki disertai dengan sariawan," tulis warganet melalui akun @merapiuncover, Kamis (9/10/2025). 

Flu Singapura, atau Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) merupakan penyakit dengan gejala menyerupai flu yang disebabkan oleh virus Coxsackie A16 dan Enterovirus 71. Penyakit yang cenderung menyerang anak-anak ini umumnya meningkat pada peralihan musim atau pancaroba. 

Lantas, benarkah terjadi lonjakan flu Singapura di Indonesia? 

Bukan flu Singapura tetapi ISPA 

Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Aji Muhawarman mengatakan, yang terjadi adalah lonjakan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), dan bukan flu Singapura. 

"Data umumnya memang ada peningkatan ISPA," ujar Aji saat dihubungi Kompas.com, Jumat (10/10/2025). 

Aji menjelaskan, peningkatan kasus ISPA terjadi saat musim hujan atau musim dingin, yaitu ketika suhu udara lebih rendah dan kelembapan tinggi. 

Baca Juga: Mungkin Anda Termasuk, Golongan Ini Lebih Rentan Terhadap Flu!

Menurut dia, risiko infeksi ini meningkat bila cakupan vaksin influenza dan Covid-19 rendah, terutama pada kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia. 

Ia pun menunjukkan kasus ISPA tertinggi pada 2025 terjadi di Jawa Barat dengan 1.787.725 laporan kasus, disusul Jawa Tengah dengan angka mencapai 1.620.566 kasus. 

Senada, Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi Kesehatan Daerah, Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, dr Verry Adrian mengatakan, tidak ada peningkatan kasus flu Singapura yang signifikan di Jakarta. 

Dia mengatakan, hal ini didasarkan pada Gambaran Situasi Flu Singapura (HFMD) di Provinsi DKI Jakarta per 10 Oktober 2025, 

"Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta mencatat bahwa hingga saat ini tidak terdapat peningkatan signifikan kasus penyakit HFMD," terang Verry kepada Kompas.com, Jumat (10/10/2025). 

Dia mengatakan, sistem pemantauan kasus HFMD di Jakarta bersumber dari pemantauan kasus di puskesmas dan rumah sakit. 

"Berdasarkan laporan puskesmas, tren kasus HFMD sepanjang tahun 2025 relatif serupa dengan tahun 2024," tutur Verry.

Baca Juga: Brasil Konfirmasi Wabah Flu Burung Pertama di Peternakan Komersial

"Lalu, laporan dari rumah sakit menunjukkan adanya sedikit peningkatan jumlah kasus HFMD sejak awal Agustus 2025," sambung dia. 

Ia menambahkan, peningkatan tersebut tidak menunjukkan lonjakan yang bermakna bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. 

Penyebab dan gejala ISPA 

Selanjutnya, penyakit ISPA yang melonjak disebabkan oleh lebih dari 300 jenis bakteri, virus, dan rakhitis, dikutip dari Kompas.com (13/8/2023). 

Bakteri agen penyebab ISPA termasuk Streptokokus, Stafilokokus, Pneumokokus, Haemophilus influenzae, Bordetella, dan Corynebacterium. Sementara itu, virus penyebab ISPA termasuk Myxovirus, Adenovirus, Coronavirus, Picornavirus, Myxoplasma, Herpesvirus, dan lain-lain. 

Bakteri dan virus biasanya masuk melalui hidung dan mulut, serta menular melalui sentuhan, batuk, dan bersin. Adapun orang yang mengalami ISPA akan merasakan beberapa gejala, seperti: 

  • Demam
  • Sakit kepala
  • Kelelahan
  • Hidung tersumbat
  • Pilek
  • Batuk.

Perlu dicatat, beberapa kasus ISPA tidak ditandai gejala dan sulit dideteksi. Karena itu, Dr Mikhael Yosia dari Medical Consultant Carevo mengatakan ada beberapa tanda obyektif ISPA. Menurut dia, angka-angka pemeriksaan medis yang kurang atau lebih dari normal dapat menandai infeksi ini.

Berikut paramater selengkapnya:

  •  Denyut nadi normal saat istirahat: 60-100 per menit.
  • Tekanan darah normal: 120/80 mmHg.
  • Laju napas normal:  10-20 kali per menit.
  • Kadar oksigen normal: 95-100 persen
  • Temperatur tubuh normal:  36-37.5 derajat celsius.

Bagi Anda yang sudah merasakan gejala ISPA, disarankan untuk segera menemui dokter.

Tonton: Toyota Komentari soal Penerapan Etanol 10 Persen pada BBM

Dengan demikian, ramainya kabar soal flu Singapura di media sosial tidak sepenuhnya akurat. Kementerian Kesehatan menegaskan bahwa lonjakan kasus yang terjadi saat ini adalah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), bukan Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD).

Masyarakat diimbau untuk tetap menjaga daya tahan tubuh, memastikan cakupan vaksinasi influenza dan Covid-19 tercukupi, serta segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan bila mengalami gejala seperti demam, batuk, atau sesak napas.

Artikel ini suda tayang sebelumnya di Kompas.com, berjudul: "Benarkah Ada Lonjakan Kasus Flu Singapura? Ini Kata Kemenkes"

Selanjutnya: Simak Jadwal KRL Solo-Jogja di Akhir Pekan 11-12 Oktober 2025

Menarik Dibaca: Simak Jadwal KRL Solo-Jogja di Akhir Pekan 11-12 Oktober 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Halaman   1 2 Tampilkan Semua

Video Terkait


Terbaru