KONTAN.CO.ID - Lini masa media sosial X ramai membahas flu Singapura yang disebut sedang marak terjadi di sejumlah daerah.
"Jaga daya tahan tubuh anak anak kalian yuk..lagi marak sekali flu singapura.. Tanda2 nya demam,muncul ruam bintik2 merah ditelapak tangan dan kaki disertai dengan sariawan," tulis warganet melalui akun @merapiuncover, Kamis (9/10/2025).
Flu Singapura, atau Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) merupakan penyakit dengan gejala menyerupai flu yang disebabkan oleh virus Coxsackie A16 dan Enterovirus 71. Penyakit yang cenderung menyerang anak-anak ini umumnya meningkat pada peralihan musim atau pancaroba.
Lantas, benarkah terjadi lonjakan flu Singapura di Indonesia?
Bukan flu Singapura tetapi ISPA
Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Aji Muhawarman mengatakan, yang terjadi adalah lonjakan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), dan bukan flu Singapura.
"Data umumnya memang ada peningkatan ISPA," ujar Aji saat dihubungi Kompas.com, Jumat (10/10/2025).
Aji menjelaskan, peningkatan kasus ISPA terjadi saat musim hujan atau musim dingin, yaitu ketika suhu udara lebih rendah dan kelembapan tinggi.
Baca Juga: Mungkin Anda Termasuk, Golongan Ini Lebih Rentan Terhadap Flu!
Menurut dia, risiko infeksi ini meningkat bila cakupan vaksin influenza dan Covid-19 rendah, terutama pada kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia.
Ia pun menunjukkan kasus ISPA tertinggi pada 2025 terjadi di Jawa Barat dengan 1.787.725 laporan kasus, disusul Jawa Tengah dengan angka mencapai 1.620.566 kasus.
Senada, Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi Kesehatan Daerah, Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, dr Verry Adrian mengatakan, tidak ada peningkatan kasus flu Singapura yang signifikan di Jakarta.
Dia mengatakan, hal ini didasarkan pada Gambaran Situasi Flu Singapura (HFMD) di Provinsi DKI Jakarta per 10 Oktober 2025,
"Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta mencatat bahwa hingga saat ini tidak terdapat peningkatan signifikan kasus penyakit HFMD," terang Verry kepada Kompas.com, Jumat (10/10/2025).
Dia mengatakan, sistem pemantauan kasus HFMD di Jakarta bersumber dari pemantauan kasus di puskesmas dan rumah sakit.
"Berdasarkan laporan puskesmas, tren kasus HFMD sepanjang tahun 2025 relatif serupa dengan tahun 2024," tutur Verry.
Baca Juga: Brasil Konfirmasi Wabah Flu Burung Pertama di Peternakan Komersial
"Lalu, laporan dari rumah sakit menunjukkan adanya sedikit peningkatan jumlah kasus HFMD sejak awal Agustus 2025," sambung dia.
Ia menambahkan, peningkatan tersebut tidak menunjukkan lonjakan yang bermakna bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.